TEMPO.CO, Jakarta - Ketua panitia ujian nasional Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 28 Jakarta, Aziza, mengatakan siap menggelar ujian dengan sistem komputer, meskipun sekolah tak dilengkapi penyedia listrik atau genset.
Aziza meminta PLN untuk menjaga pasokan listrik selama ujian berlangsung. "Kami sudah memohon ke PLN meskipun tak ada genset. Itu saja cukup," kata Aziza saat ditemui, Senin, 13 April 2015.
Hari ini, sebanyak 224 siswa SMKN 28 akan mengikuti ujian nasional (UN) hari pertama. Materi yang diuji di hari pertama yaitu bahasa Indonesia dengan waktu tes selama dua jam.
Aziza menambahkan, sekolah menyediakan 75 komputer utama dan 10 komputer cadangan untuk tes. Karena keterbatasan itu, ujian dibagi menjadi dua sif. Sif pertama digelar pukul 08.00-10.00 WIB, sif kedua pukul 11.00-13.00 WIB.
Sebelumnya, siswa telah diajak latihan mengikuti ujian ini. "Kami sudah melakukan simulasi beberapa kali dan berlangsung lancar," kata Aziza.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan meninjau persiapan pelaksanaan UN sekolah menengah atas dan kejuruan di Jakarta pagi ini. Didampingi oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Furqon dan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Nizam, Anies mengunjungi SMKN 28, SMKN 20, dan SMK Bhakti Idhata. Ketiga sekolah tersebut terletak berdekatan di kawasan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Anies mengecek ruang komputer yang tersedia di lantai satu dan dua SMKN 28. Menteri Anies memberikan pengarahan kepada guru dan panitia sekolah jika listrik padam saat ujian masih berlangsung.
"Tak perlu khawatir, data tak akan hilang. Saat nyala, siswa bisa memulai dari nomor berikutnya, jawaban sebelumnya akan tersimpan," kata Anies.
Sebanyak 2,8 juta siswa dari 556 sekolah tingkat SMK dan SMA mengikuti ujian hari ini. Dua persen sekolah menggelar ujian dengan sistem komputer.
PUTRI ADITYOWATI