TEMPO.CO , Jakarta: Artis dan model yang dijual dari Robby Abbas tersebar dari berbagai kelas. Di Markas Kepolisian Resor Jakarta Selatan, Senin, 11 Mei 2015, Robbie menjelaskan bagaimana dia menjelankan perannya.
Peran Robby mirip perantara yang sekadar menyampaikan permintaan anak asuhnya. Tahap kesepakatan itu adalah pelanggan bertemu dengan Robby. Dari situ, pelanggan kemudian bercakap-cakap sambil menyebut nama beberapa artis atau model. Percakapan itu merupakan kode agar Robby menyediakan jasa birahi kepada si pelanggan.
Robby kemudian menghubungi nama yang disebut oleh pelanggan jika memang menjadi peliharaannya. Jika sepakat, dan uang muka sudah dibayar, maka mereka akan diantar ke tempat eksekusi yang merupakan hotel berbintang lima.
"Kalau dia (artis atau model) tidak mau ya, saya juga tidak akan sepakat," kata Robby di Polres Jakarta Selatan, Senin, 11 Mei 2015..
Aktivitas jual beli itu pun disebutnya sebagai arisan. Istilah arisan itu disebut lebih sopan ketimbang menawarkan jasa artis.
Robby sendiri mengaku bekerja sendiri selama menyediakan jasa esek-esek dari para pesohor tersebut. Robby tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain untuk mencari perempuan yang diinginkan klien. "Kalau yang diminta klien tidak ada, ya tidak bisa," kata Robby.
Pada Jumat, 8 Mei 2015, polisi menangkap Robby, 32 tahun, bersama seorang artis seksi berinisial AA di sebuah hotel bintang lima di Jakarta Selatan. Robby diketahui berperan sebagai germo, sedangkan AA adalah artis yang dijajakan kepada pelanggan kelas atas. Polisi pun menetapkan Robby sebagai tersangka, sedangkan AA dibebaskan dan statusnya cuma sebagai saksi.
DIMAS SIREGAR