TEMPO.CO, Depok - ASM, 39 tahun, pengepul togel, tak tahu harus berbuat apa setelah dibekuk anggota Kepolisian Sektor Sukmajaya. Ia ditangkap bersama AM, 43 tahun, saat sedang melakukan transaksi judi togel di Jalan Proklamasi, Kelurahan Abadijaya, Sukmajaya, Depok, Senin, 11 Mei 2015.
Kepala Polsek Sukmajaya Komisaris Agus Widodo menuturkan pengepul togel jenis sakura itu tertangkap tangan anggota Polsek Sukmajaya yang sedang melaksanakan observasi lapangan. "Kami tangkap sekitar pukul 13.30 WIB di lokasi transaksi," kata Agus.
Ketika diperiksa, ASM mengaku menjual togel untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Sebab, sejak mengalami kecelakaan pada 2013, dia tidak bisa bekerja lagi. "Kakinya cacat, jadi tidak bekerja, dan lebih memilih menjadi pengepul togel. Sebelumnya pelaku kerja sebagai pengawas bangunan," ucap Agus.
Duit togel tersebut, kata Agus, digunakan ASM untuk membiaya hidup dua anaknya yang baru berusia 11 dan 13 tahun. Kepada polisi, ASM mengaku terpaksa menjual togel sejak Oktober 2013 setelah istrinya meminta cerai melihatnya tidak mempunyai pekerjaan dan cukup uang untuk menafkahi keluarga.
"Istrinya kerja di pabrik, dan dia tidak bekerja. Pada saat mengalami situasi kalut tersebut, dia dibujuk teman untuk jual togel," katanya.
Dari menjual togel, AMS mendapat komisi dari bandar sebesar 15 persen dari omzet per hari Rp 300.000-1 juta. "Hasil jual togel dipakai buat bayar kontrakan rumah sebesar Rp 600 ribu. Sisanya buat makan dan rokok," tutur Agus.
Adapun AM selaku pemasang mengatakan hanya mencari keberuntungan. "Pernah tembus dapat Rp 120 ribu dengan memasang Rp 2.000," kata AM.
AM, kata Agus, memiliki istri dan dua anak. Pembeli togel ini merupakan tulang punggung keluarga yang bekerja sebagai buruh perajin tempe.
Dari penangkapan tersebut, polisi menyita buku rekap, tiga ponsel, satu kalkulator, dan uang tunai Rp 45.400. "Kami menyusun rencana lanjutan untuk mengejar bandarnya," ucap Agus.
IMAM HAMDI