TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah kehabisan kesabaran melihat kinerja pegawai negeri sipil yang tak berprestasi. Lebih-lebih, masih saja ada pegawai yang berani memainkan anggaran.
Ahok, sapaan Basuki, tak bakal main-main menindak pegawai yang punya perilaku seperti itu. Dia tak bakal lagi marah-marah mengingatkan pegawai yang berkinerja buruk, tapi langsung memecat mereka. "Pena saya lebih tajam dibanding kalau marah-marah," kata Ahok di Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa, 12 Mei 2015.
Menurut Ahok, semula dia merencanakan pemecatan tiap tiga bulan sekali. Tapi niat itu urung terlaksana karena anak buahnya berdalih belum ada realisasi pekerjaan hingga kuartal pertama tahun ini akibat masalah anggaran. "Saya buat jadi enam bulan sekali pemecatan itu," ucapnya.
Ahok menambahkan, alasan kisruh anggaran sebenarnya tak bisa dijadikan dalih lambannya kinerja pegawai. Sebab dinas seharusnya sudah mengajukan lelang pekerjaan sejak akhir tahun lalu. Tapi kenyataannya banyak lelang yang masih terbengkalai.
Selain itu, mantan Bupati Belitung Timur itu juga tak ragu memecat pegawai yang bermain anggaran. Sebab, setelah dua tahun lebih memimpin DKI, Ahok masih menemukan proyek yang dianggarkan dengan nilai fantastis.
Dia mencontohkan, ada gedung olahraga di kecamatan yang dibangun dengan dana Rp 48 miliar. Tapi, setelah muncul ancaman pemecatan, kata Ahok, konsultan dan badan usaha daerah menghitung ulang biaya pembangunan yang ternyata cuma Rp 35 miliar. Ironisnya lagi, konsultan internasional bisa membangun gedung olahraga berstandar internasional dengan biaya Rp 46 miliar. "Ini kan otak proyek semua. Enggak bereslah," ujarnya.
RAYMUNDUS RIKANG