TEMPO.CO, Jakarta - Seusai penggerebekan yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya, pabrik VCD bajakan di kawasan Glodok berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Gerendel besi pabrik itu tertutup rapat dan dijaga seorang petugas keamanan berseragam biru-biru. "Dengar-dengar Senin depan sudah buka lagi," kata Anton, pedagang di sekitar pabrik itu, Selasa, 19 Mei 2015.
Menurut pria berusia 40 tahun ini, razia rutin diadakan oleh polisi setiap setahun sekali. "Tapi mereka enggak pernah kapok, pasti nanti normal lagi," katanya. Biasanya, setiap kali habis digerebek, pabrik akan beroperasi normal satu hingga dua pekan pasca-penggerebekan.
Menurut pantauan Tempo, di dalam pabrik itu ada tiga orang yang duduk-duduk. Mereka sedang menjaga tumpukan karung yang berisi kepingan VCD. Tidak ada aktivitas kerja apa pun di dalam pabrik berbentuk ruko yang memiliki pencahayaan terbatas ini.
Tak ada satu orang pun boleh masuk ke dalam, termasuk beberapa karyawan yang diusir lalu pulang. Namun ada beberapa karyawan perempuan yang datang lalu disuruh ke lantai atas warung makan yang berada di seberang ruko. "Langsung aja ke atas," kata seorang pria berkepala plontos.
Sebelumnya, ada mobil boks berwarna putih yang hendak parkir di depan ruko. Tapi oleh penjaga pintu sopir mobil itu diminta mundur sambil menunjuk-nunjuk arah warung makan. Dari kaca mobil terlihat kardus-kardus memadati boks mobil itu. Seseorang yang duduk di samping sopir sempat turun dan berbincang dengan petugas keamanan lalu bergegas naik ke dalam mobil dan pergi.
Pabrik yang terdiri atas puluhan kios ini kemarin digerebek pada pukul 16.00 hingga sekitar 20.00. Pabrik pembuat VCD bajakan ini juga memproduksi konten bermuatan pornografi. "Pedagang pengecer kan kalau beli di sini berkardus-kardus," kata Sahrudin, tukang parkir di lokasi itu.
Presiden Joko Widodo sendiri meminta langsung kepada Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti untuk memberantas mafia pembajak karya dan hak cipta. Dalam acara yang menghadirkan pelaku seni kemarin, ia mengatakan tidak tepat jika hanya pedagang eceran yang dirazia. "Saya tanya Bapak-Ibu, semua juga tahu tempatnya di mana (pusat VCD bajakan), apalagi penegak hukum, apalagi Kapolri, pasti tahu," kata Jokowi.
DINI PRAMITA