TEMPO.CO, Jakarta - Utomo Permono dan Nurindria Sari, orang tua yang melantarkan lima anaknya di Citra Gran Cibubur, diperiksa selama tiga jam oleh tim dokter Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Mereka diperiksa ihwal psikologi dan kejiwaan.
Usai diperiksa, Utomo dan Nurindria langsung dibawa penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya menuju mobil minibus berwarna krem. Namun berbeda dengan Nurindria yang diam dan menunduk, Utomo berteriak sebelum masuk ke mobil.
"Jayalah Majapahit," ujar Utomo sambil menangkat tangan kanannya ke atas, Jumat, 22 Mei 2015. Usai berteriak, Utomo langsung masuk ke dalam mobil.
Kuasa hukum Utomo dan Nurindria, Handika Honggowongso, menjelaskan arti dari "Jayalah Majapahit". Menurut dia, teriakan itu berdasarkan sang istri yang merupakan titisan penguasa Majapahit, yaitu Tribhuwana Wijayatunggadewi. Tribhuwana merupakan penguasa ketiga Majapahit pada 1328-1351.
Sementara Utomo, ujar Handika, merupakan keturunan raja Solo. "Yaitu Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara alias Pangeran Sambernyawa," katanya.
Handika mengatakan karena dua orang itu keturunan raja, mereka sering melakukan puasa kejawen. "Itu untuk merealisasi panggilan gaib," ujarnya.
HUSSEIN ABRI YUSUF
Baca juga:
Orang Tua Penelantar Anak Ogah Bertemu Buah Hati
Beras Plastik Picu Kemandulan
Isu Beras Plastik Melanda Sejumlah Negara Asia