TEMPO.CO, Purwokerto - Sebentar lagi, pesta durian akan bisa dinikmati warga dan membawa rejeki berlimpah bagi petani di Banyumas. Sebab, para petani durian bisa menjual buah, bibit, dan makanan olahan dari buah ini di Pengembangan Agrowisata Durian di Desa Pageralang, Kecamatan Kemrajen, Banyumas.
Selama ini, Kecamatan Pageralang terkenal sebagai penghasil utama durian di Jawa Tengah bagian selatan.
“Agrowisata ini merupakan kerja sama Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Bank Indonesia Purwokerto,” kata Noeniek Reediati, Kepala Unit Akses Keuangan dan UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Jumat, 22 Mei 2015.
Dia berujar, agrowisata bertujuan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat dan kesejahteraan petani dalam mengembangkan dan melestarikan komoditas durian sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Banyumas. Melalui kegiatan ini, diharapkan ekonomi masyarakat meningkat secara mandiri dan berkesinambungan.
Menurut Noeniek, pusat durian tersebut nantinya berfungsi untuk penjualan buah durian, bibit pohon durian, dan display produk. Juga sebagai sarana pertemuan atau pelatihan kelompok.
Saat ini Bank Indonesia terjun membina satu kelompok petani durian yang sudah terbentuk di sana. Nantinya juga ada kelompok tani wanita yang akan mengolah durian menjadi bahan pangan.
Hasan Susanto, Ketua Kelompok Tani Maju Makmur Desa Alasmalang, menjelaskan, selama ini, durian sudah dikuasai tengkulak yang memonopoli harga buah itu. “Kami ingin mekanisme pasar yang adil antara petani dan pembeli,” ucapnya.
Menurut dia, selama ini, harga durian sudah ditentukan oleh pedagang besar yang berlaku sebagai tengkulak. Dengan mekanisme pasar yang adil, kata dia, petani bisa meningkatkan kesejahteraannya sendiri.
Kepala Desa Alasmalang, Jalil, menuturkan hampir 80 persen dari 4.000 penduduk Alasmalang merupakan petani durian.
“Total produksi durian tiap tahunnya mencapai 10 ribu buah,” ujarnya.
Selain durian, ucap dia, petani di desanya juga sedang mengembangkan produk olahan durian. Seperti jus durian, pancake durian, dan makanan berbahan durian lain.
“Agar petani bisa mempunyai nilai tambah,” ujarnya.
ARIS ANDRIANTO