TEMPO.CO, Jakarta -Kepolisian Resor Jakarta Selatan terus mendalami kasus pembunuhan di tempat hiburan malam di Kemang, Jakarta Selatan. Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat menyatakan, polisi sudah mengantongi rekaman CCTV di Venue Bar and Lounge, Kemang, Jakarta Selatan. "Rekamannya sudah kami lihat dan pelaku masih diidentifikasi," ujar dia usai mendatangi lokasi, Sabtu, 23 Mei 2015.
Sebelumnya, Jopi Teguh Lasmana Perangin-Angin, 39 tahun, ditusuk di Cafe Venue Kemang, Sabtu, dinihari tadi. Dia sempat dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina namun nyawanya tak bisa diselamatkan.
Kematian Jopi diduga berawal dari sebuah perkelahian. Pelaku diduga memukuli korban bersama empat orang lainnya. Saat perkelahian itu pelaku langsung menusuk korban di bagian punggung hingga tembus ke paru-paru. Setelah itu pelaku langsung melarikan diri, sementara korban tak berhasil diselamatkan meski sempat dibawa ke RSPP.
Pantauan Tempo, Wahyu tiba di lokasi sekitar pukul 13.30 WIB tanpa mengenakan seragam dinas. Dia tiba bersama Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Hesar Herry Heryawan. Keduanya pun langsung menemui penyidik yang sedang memeriksa saksi di dalam tempat hiburan malam.
Adapun restoran tersebut ditutup namun tidak diberi garis polisi. Sejumlah penyidik dari Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya juga masih melakukan olah tempat kejadian perkara. Para penyidik itu pun tampak sibuk keluar masuk dari restoran seluas 10x30 meter tersebut.
Bercak darah juga masih terlihat di sejumlah titik di sekitar kafe . Salah satunya berada di trotoar yang berada di Jalan Kemang Selatan, sekitar 20 meter dari Venue. Bercak yang sudah mengering itu tampak jelas dan terlihat bekas tetesan darah. Adapun bercak lain yang terlihat berada di sekitat pos satpam kafe.
Sejumlah CCTV juga berada di sekitar tempat parkir yang menjadi lokasi penusukan. Tercatat setidaknya ada 4 kamera pengawas yang menyorot langsung ke tempat parkir Venue.
Wahyu mengatakan, polisi akan menelusi identitas pelaku dari rekaman kamera pengintai tersebut. Namun dia enggan menjelaskan lebih rinci rekaman CCTV saat peristiwa penusukan itu terjadi. "Nanti dikembangkan dulu, karena barang buktinya juga belum ketemu," kata dia.
Namun Wahyu membantah jika dalam kamera tersebut terlihat jelas pelaku penusukan terhadap Jopi. Dia pun menolak jika disebut pelaku memiliki ciri-ciri berperawakan tegap tersebut. "Belum bisa dipastikan, tidak bisa pakai petunjuk-petunjuk begitu," ujar dia.
Dari rekaman kamera, kata Wahyu, juga akan terlihat berapa tusukan yang diderita oleh Jopi. Namun berdasarkan pemeriksaan dokter di RSPP, aktivis dari LSM Sawit Watch itu menderita satu luka tusuk yang cukup dalam dari bagian punggung.
Adapun Kasubdit Jatanras Polda AKBP Herry Heryawan menolak berkomentar soal kasus pembunuhan tersebut. Dia juga tidak menjawab perihal kemungkinan kasus tersebut dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.
Saksi Mario Franklin yang baru diperiksa polisi juga menolak berkomentar. Dia juga tidak bersedia menjelas kronologis kejadian penusukan tersebut. "Nanti saja ya, saya masih lelah," kata laki-laki berkaca mata tersebut.
Usai pemeriksaan, wajah Mario terlihat pucat dan matanya memerah. Sedangkan pada kemeja lengan panjang yang dia pakai, terlihat bercak darah pada bagian belakangnya. Begitu keluar halaman Polres, dia langsung pergi bersama empat orang lainnya.
DIMAS SIREGAR