TEMPO.CO , Jakarta: Teliti sebelum membeli. Resep sederhana itu harus diterapkan sebelum membeli beras. Musababnya, kini beredar beras plastik alias beras palsu yang mengandung bahan pembuat plastik. Menurut hasil penelitian PT Superintending Company of Indonesia (Persero) atau Sucofindo, contoh beras yang diambil dari Bekasi, Jawa Barat, terbukti mengandung bahan pembuat plastik, yakni Benzyl Butyl Phthalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phthalate (DEHP), dan Diisononyl Phthalate (DNIP).
“Beras plastik sangat berbahaya bagi tubuh kita,” kata Dr Ari Fahrial Syam dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam, Universitas Indonesia, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo. Komponen plastik bukan sesuatu yang bisa dikonsumsi. Sistem pencernaan manusia tidak akan mencerna makanan yang mengandung plastik dengan sempurna. Walhasil, unsur ini bisa mengganggu sistem pencernaan.
Baca Juga:
Makanan yang mengandung plastik akan lama berada di dalam lambung. Hal itu akan menimbulkan rasa begah, penuh, dan cepat kenyang. Gangguan yang terjadi selanjutnya berupa mual, bahkan muntah.
Secara khusus, Ari menyoroti temuan adanya unsur phthalate dalam komponen beras palsu itu. Menurut dia, bahan ini bisa diserap usus lalu masuk ke dalam darah dan sampai ke hati. Sebagian besar zat ini memang akan dikeluarkan melalui kencing sehingga kadar phthalate pada urine bisa dideteksi. “Phthalate juga potensial merusak liver sehingga sistem pencernaan akan terganggu,” kata Ari. Pada penelitian terhadap binatang, paparan phthalate pada liver menyebabkan berkembangnya kanker liver.
Bahaya phthalate tak hanya itu. Zat ini bisa masuk ke sistem reproduksi manusia sehingga menyebabkan kemandulan, terutama pada pria. Penelitian tentang ini pernah dilakukan di Jepang dengan menggunakan tikus sebagai binatang percobaan. Mereka menggunakan Benzyl Butyl Phthalate dan mendapatkan hasil bahwa pada dosis tertentu, zat ini merusak sistem reproduksi tikus jantan. Sebab, phthalate akan dikenali secara salah oleh tubuh sebagai “hormon” sehingga merusak sistem reproduksi pria.
Lalu, apa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek samping phthalate? Ari menyarankan agar konsumen banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan, mineral, dan antioksidan. “Serta banyak mengonsumsi air putih.”
DIANING SARI | AISHA SHAIDRA | DW