TEMPO.CO , Jakarta: Galih AP, 30 tahun, tak pernah menyangka Jumat 22 Mei 2015 menjadi hari terakhirnya pergi bersama-sama Jopi Peranginangin, 39. Aktivis lingkungan yang dikenal dengan nama @redjopi di Twitter ini mengembuskan napas terakhir lantaran ditusuk punggungnya dengan pisau, hingga menembus bagian dada. Jopi sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, namun nyawanya tak dapat diselamatkan.
Galih bercerita, dirinya, Jopi menonton konser Navicula di Paviliun 28, Jakarta Selatan, pada Jumat petang, 22 Mei 2015. Di situ mereka berdua bertemu dengan Rahung Nasution. Kemudian pada pukul 23.00 WIB mereka bertiga pindah nongkrong ke Les Moluccans Cafe, Kemang. Delapan teman lain sudah menunggu di sana. Usai bercengkerama dan bersenang-senang, mereka memutuskan mencari tempat lain.
"Pukul 02.00 WIB kami pindah ke Venue Kemang," kata Galih di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Sabtu, 23 Mei 2015.
Sesampai di Venue Bar & Lounge, Kemang, Galih melanjutkan, Rahung langsung pulang menggunakan taksi. Dua orang yang termasuk rombongan juga pulang duluan. Sementara yang berlanjut ke Venue hanya delapan orang termasuk Galih, Jopi, tiga kawan laki-laki dan tiga rekan perempuan mereka. Galih mengaku cuma bertahan 15 menit di dalam Venue dan kemudian memilih tidur di mobil Jopi.
Ketika adzan subuh berkumandang, Galih terbangun. Dia bingung karena sudah pagi tapi teman-temannya belum balik ke mobil. Galih lalu menelepon Jopi tapi tak diangkat. Galih kemudian menelepon Mario yang termasuk dalam rombongan Jopi di dalam Venue.
Baca Juga:
Betapa terkejutnya ia mendengar kabar ini: Jopi tewas ditusuk dan sudah berada di RSPP. Galih bergegas memacu mobil Jopi menuju RSPP.
"Dari parkiran mobil ke RSPP itu saya lewat depan Venue Kemang dan situasinya biasa saja. Security sana juga tak memberi tahu soal penusukan Jopi," kata Galih. "Seperti habis bubaran cafe biasa. Nggak ada ramai-ramai."
Galih mengaku tak tahu kronologi penusukan Jopi karena tertidur di mobil yang diparkir sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.
Jenazah Jopi akan divisum di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Jefri Saragih, seorang rekan Jopi yang kini mendampingi jenazah, mengatakan pihak keluarga meminta agar dilakukan otopsi pada jenazah. "Ini agar proses hukum dapat berjalan," katanya kepada Tempo, Sabtu, 23 Mei 2015.
Di Jakarta, Jopi tinggal bersama seorang keponakannya yang masih kuliah. Keduanya menempati sebuah rumah kontrakan di kawasan Tebet Utara, Jakarta Selatan. Orang tuanya sudah meninggal sejak dia kuliah dan istrinya pun telah meninggal beberapa tahun lalu.
Selesai diotopsi, jenazah Jopi akan disemayamkan di rumah duka di kantor Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Jalan Tebet Timur Dalam Raya Nomor 11A, Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. "Karena saat dia masih hidup, dia aktif di sana," ujar Jefri.
Pada Minggu 24 Mei 2015, rencananya jenazah akan dipulangkan ke kampung halamannya di daerah Kisaran, Medan, Sumatera Utara. "Jopi akan dimakamkan di sana," tuturnya.
Saat ini, kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa sejumlah saksi. Informasi sementara, Jopi ditusuk setelah terlibat pertengkaran di bar tersebut. Dia sempat mengalami pengeroyokan oleh 4-7 orang.
KHAIRUL ANAM | NINIS CHAIRUNNISA