TEMPO.CO, Jakarta - Ayah Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Indonesia yang ditemukan tewas di Danau Kenanga, UI, pada 28 Maret 2015, Kolonel Sus Mardoto, mengeluarkan pernyataan resmi lewat situsnya ihwal meninggalnya Akseyna.
Dalam situs yang ditulis pada 25 Maret 2015 berjudul "Pernyataan Resmi Keluarga Akseyna Ahad Dori Mengenai Apa yang Selama Ini Disebut sebagai 'Surat' Akseyna Ahad Dori (ACE) bin Mardoto", Mardoto menuliskan keluarga Akseyna sangat tidak meyakini apa yang yang selama ini disebut sebagai “surat” Akseyna ditulis oleh Akseyna.
Menurut Mardoto, istilah surat wasiat Akseyna yang disebarkan kepolisian sungguh sangat menyakitkan keluarga. Pasalnya, penyebaran istilah “surat wasiat” itu cenderung membangun opini bahwa surat itu seakan-akan memang ditulis oleh Akseyna.
“Padahal, klarifikasi secara formal/prosedural dan material saja belum pernah dilakukan. Apalagi istilah 'surat wasiat' Ace ini dengan sederhana langsung dikorelasikan dan disimpulkan oleh sebagian pihak sebagai fakta bahwa Ace melakukan tindakan mengakhiri hidup sendiri,” kata Mardoto, Senin, 25 Mei 2015.
Dalam blog-nya, Mardoto juga menuliskan saat ibu Akseyna berhasil menghubungi telepon seluler milik Akseyna pada Minggu malam, 29 Maret 2015 dan diangkat oleh penerima telepon yang mengaku sebagai teman Akseyna, tidak ada informasi penemuan “surat” Akseyna.
“Pada saat percakapan via telepon tersebut, dia (si penerima telepon) tidak pernah menyebutkan adanya penemuan 'surat' Akseyna. Nalarnya, apabila sejak awal 'surat' tersebut sudah ada di kamar Akseyna, maka bila ia masuk dan berada di kamar Akseyna, seharusnya sudah langsung bisa menemukan/melihat/membaca surat tersebut, lalu menginformasikannya pada orang tua yang sedang mencari keberadaan Akseyna,” ujar Mardoto.
Senin siang, Mardoto melanjutkan, tiba-tiba muncul informasi penemuan “surat” Akseyna. “Senin siang, 30 Maret 2015 sekitar pukul 15.30 WIB, ibu Akseyna kembali mencoba menelepon HP Akseyna, terdengar nada masuk tetapi tidak diangkat,” ujar Mardoto yang memanggil Akseyna dengan panggilan kesayangan Ace.
Selanjutnya, menurut Mardoto, ibu Akseyna menelepon penjaga kos dan menanyakan kabar Akseyna. Saat itu penjaga kos menyampaikan bahwa Akseyna belum pulang dan menyatakan ada banyak teman Akseyna yang berada di kamar Akseyna sedang mengakses laptop Akseyna, yang katanya banyak dipasang password.
“Ibu Akseyna melalui penjaga kos meminta agar ada teman Akseyna menerima hubungan telepon lewat HP Akseyna karena ingin menanyakan keadaan Akseyna. Pada saat ditelepon, teman Akseyna menyebut bahwa ia sedang di dalam kamar Akseyna bersama beberapa teman lain,” kata Mardoto.
Pada saat itu, Mardoto menambahkan, teman Akseyna menyampaikan bahwa barang-barang anaknya berupa laptop, HP, dan dompet ada di dalam kamar. Teman Akseyna juga menyampaikan bahwa jaket/jamper semua ada, kecuali yang berwarna biru tua bertuliskan Universitas Indonesia.
“Saat itu pula teman Ace menyampaikan bahwa ia menemukan secarik kertas dengan tulisan yang dikatakannya tulisan Ace, tapi tidak disampaikan secara pasti apa isinya. Bahkanm ketika ibu Ace meminta dibacakan tulisan itu, teman Ace tersebut hanya bilang intinya Ace pergi,” ujar Mardoto.
GRACE S GANDHI