TEMPO.CO, Depok - Penjaga kos Akseyna di Wisma Widya, Beji, Depok, Maryamah, 37 tahun, mengatakan ada beberapa teman Akseyna yang masuk ke kamar kos saat mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia itu menghilang.
Maryamah mengatakan yang terakhir melihat Akseyna di kos adalah suaminya, Edi Sukardi, 42 tahun. Pada Selasa malam, 24 Maret 2015, Edi mengaku melihat Akseyna sedang mengambil air minum di dapur, yang letaknya di lantai bawah.
Baca juga:
Soal Kota Lahir Sukarno, Tim Presiden Meminta Maaf
Kisah Hitler: Wah, Rupanya Ada Partai Nazi di Indonesia
“Waktu itu sekitar pukul 24.00,” kata Maryamah kepada Tempo, Selasa, 2 Juni 2015. Tak ada tegur sapa di antara mereka. Setelah itu, Maryamah dan Edi tak pernah melihat Akseyna lagi.
Tubuh Akseyna kemudian ditemukan mengambang di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, pada Kamis pagi, 26 Maret 2015. Maryamah dan Edi tak tahu ihwal penemuan mayat Akseyna ini.
Baca juga:
Mulai dari Cuci Piring, Wanita Minang Ini Sukses di Amerika
Prostitusi & Inisial SB: Siti Badriah, Shinta Bachir Bicara
Kemudian pada Jumat, 27 Maret 2015, seorang sahabat Akseyna yang bernama Jibril datang ke kos. Menurut Maryamah, saat itu Jibril datang pukul 09.00. Jibril meminta izin masuk ke kamar Akseyna. Di depan kamar Akseyna, Jibril mengetuk pintu cukup lama, tapi pintu kamar Akseyna tidak juga dibuka. "Sepuluh menitan diketuk-ketuk tapi enggak dibukain," ucap Maryamah.
Melihat Jibril terus mengetuk pintu, Maryamah lalu menemui Jibril. Saat itu, Maryamah merasa kasihan dengan Jibril yang tidak dibukakan pintu. Yang terlintas di benak Maryamah saat itu adalah Akseyna tidur terlalu nyenyak karena mengerjakan tugas kuliah. "Jadi saya menemui Jibril sambil membawa kunci serep kamar Akseyna," ujarnya.
Saat dibuka, kamar Akseyna berantakan. Kamar itu lantas ditutup kembali karena Akseyna tak ada di dalam. "Jibril dan saya tidak masuk kamarnya. Jibril lalu pulang karena Akseyna tidak ada," Maryamah menjelaskan.
Pada Minggu, 29 Maret 2015, Edi meminta Jibril datang membereskan kamar Akseyna. Setelah asar, Jibril datang seorang diri ke Wisma Widya. Pada sore itu, Jibril masuk ke kamar Akseyna dan menemukan secarik kertas dengan tulisan berbahasa Inggris yang menempel pada tembok kamar. Jibril langsung menunjukkan surat itu kepada Edi dan mengatakan ini seperti surat perpisahan. "Kata Jibril ini surat perpisahan, intinya Akseyna minta jangan dicari,” tutur Maryamah, mengingat kejadian saat itu.
Baca juga:
Tentara Amerika Berwajah Tampan Ini, Putra Musisi Andi Riff
Jibril lalu diminta bermalam di kamar Akseyna sampai Senin, 30 Maret 2015. Pada Senin pagi, Jibril pulang sekitar pukul 09.00. Saat itu, Maryamah mengaku dia dan suaminya serta Jibril juga belum tahu bahwa mayat di danau UI itu adalah Akseyna. Yang Maryamah tahu, tidak ada satu pun barang Akseyna hilang. Saat Maryamah masuk ke kamar, barang Akseyna, seperti laptop, ponsel, dan dompet, masih tergeletak.
Kemudian pada Senin sore, rekan Akseyna bernama Pras datang disusul temannya yang lain dan meminta dibukakan pintu kamar Akseyna dengan disaksikan Maryamah. Setelah teman Akseyna datang, barulah polisi berdatangan ke Wisma Widya.
IMAM HAMDI
Berita Menarik
VIDEO: Begini Pria Ini Ngamuk, Pengunjung Sidang Berhamburan