TEMPO.CO , Jakarta: Diki Septerian tercengang melihat perampokan di depan mobilnya di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara. Dia terkejut lantaran perampokan itu dilakukan saat siang hari, Kamis, 11 Juni 2015 dalam kondisi jalan macet.
Dalam akun Facebook Diki, dia memposting tiga pria yang merampok pengendera mobil pikap Mitsubishi Colt bernomor polisi L-9667-H. "Perampok itu memakai senjata tajam," katanya.
Perampok itu kata Diki, mengampit pintu kanan dan kiri mobil. Di pintu kanan, seorang berbaju hitam membawa pisau serta seorang menggunakan jaket dan topi merah. Sedangkan di pintu kiri, seorang menggunakan jaket mengacungkan celuritnya ke penumpang mobil.
Awal kejadian, ucap Diki, ketiga orang itu menghampiri mobil yang jendela terbuka dan mereka mengobrol. Tiba-tiba, dua orang memaksa masuk ke dalam mobil. "Namun, pengemudi menancap gas, dan pelaku terjatuh, katanya. Pelaku pun masih ada yang menempel di pintu dan mengejar mobil.
Diki bersama temannya yang berada di mobil pun melewati kendaraan yang dirampok itu. Saat melintas, dia melihat korban mengucurkan darah. Tak jauh 1 kilometer dari pos tempat kejadian, dia melihat pos polisi dan temannya pun melapor peristiwa perampokan itu.
Diki kaget. Saat sampai di pos, pengemudi pikap lain yang telepon genggam dan duit Rp 200 ribu dirampok pelaku yang sama. "Kami melapor ke polisi itu, namun polisi mempersilakan saya lapor ke Polsek Marunda," kata dia.
Adu debat pun terjadi. Diki dan temannya tetap meminta polisi yang berada di pos itu mengecek ke lokasi kemacetan. Namun, polisi itu mengelak dengan dalih berjaga di pos. "Di belakang pos itu ternyata ada dua sampai tiga polisi yang duduk sampil memainkan telepon genggamnya."
HUSSEIN ABRI YUSUF