TEMPO.CO, Depok - Dwi Supriyono, 51 tahun, Direktur Utama PT Pandan Harum Sakinah yang diduga menggelapkan duit jemaah umrah sebanyak Rp 853.436.000, dikenal sebagai orang yang tertutup di lingkungan rumahnya di Perumahan Taman Cipayung RT 1 RW 27, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok.
Bahkan, sejak dua bulan lalu, rumahnya sudah menjadi incaran jemaah yang tertipu travel bodong miliknya. Ketua RW 27 Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Bambang Junaidi mengatakan Dwi sudah tinggal delapan bulan di wilayah setempat.
"Di sini kurang bersosialisasi, tidak aktif, dan hanya numpang tidur. Ini rumah dia beli Rp 600-700 jutaan dan ditinggali bersama anak-istrinya," kata Bambang, Senin, 22 Juni 2015.
Ia mengatakan pernah menjembatani warga dari luar Perumahan Taman Cipayung yang merasa tertipu pada dua bulan lalu. Bahkan, kata dia, ada tujuh mobil yang datang dan meminta pertanggungjawaban yang sama.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu juga pernah datang, tapi tidak bisa menemui Dwi. Mereka khawatir karena rumah itu akan dijual, dan khawatir Dwi kabur membawa duit jemaah umrah. Sebab, sudah lebih dari sepekan ada plang rumah dijual di depan rumahnya.
Selain itu, pada kartu identitasnya, Dwi belum menjadi warga Kelurahan Abadijaya, melainkan masih berdomisili di Kelurahan Mekarjaya. "Pindah hanya lapor ke ketua RT. Jarang terlihat orangnya," ujar Bambang.
Kepala Kepolisian Sektor Sukmajaya Komisaris Agus Widodo mengatakan pihaknya masih memediasi masalah ini. Sabab, kasus ini ditangani Kepolisian Resor Karawang. Warga, kata dia, terus berdatangan ke rumah Dwi di Perumahan Taman Cipayung.
Para korban tidak hanya dari Depok, tapi banyak dari Jakarta, Bekasi, Karawang, Indramayu, dan Surabaya. "Kantornya ada di Jakarta Timur. Polisi mencoba mengamankan," ucap Agus.
Warga yang sudah membayar lunas biaya umrah, kata dia, belum juga terealisasi untuk diberangkatkan ke Tanah Suci. "Akhirnya warga mengarah ke rumahnya. Mereka minta diberangkatkan. Kalau tidak, duit dikembalikan," tuturnya.
Saat ini, polisi masih menjembatani agar pihak keluarga dan korban bisa menyelesaikan masalah ini. Sebab, kasus ini sudah mengarah pada penggelapan. "Kami bantu menyelidiki keberadaan pengelolanya," katanya.
IMAM HAMDI