TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menganggap penyediaan bus sekolah selama ini tak efektif. Menurut dia, ada beberapa hal yang membuat penyediaan bus sekolah menjadi tak efektif.
Djarot menilai rute bus sekolah masih belum menjangkau seluruh siswa. "Apakah bus sekolah tersebut juga penuh oleh siswa?" ujar Djarot di Balai Kota, Kamis, 25 Juni 2015.
Selain itu, Djarot menambahkan, biaya operasional bus sekolah dianggap terlalu besar dibandingkan dengan efektivitas penggunaannya. Namun Djarot belum merinci berapa biaya operasional bus tersebut dalam sehari.
Djarot menjelaskan operasional bus sekolah juga berpotensi mengalami penyalahgunaan lantaran pemerintah DKI sulit mengawasinya. Menurut dia, akan lebih efektif jika siswa mendapatkan bantuan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang bisa digunakan untuk naik bus Transjakarta.
"Jadi kalau siswa tak mampu bisa naik bus Transjakarta gratis, tak apa-apa bus sekolah dihapuskan," ujar mantan Wali Kota Blitar ini.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana untuk menghapus bus sekolah. Ahok, sapaan akrab Basuki, menganggap keberadaan bus sekolah tersebut mubazir. "UPT bus sekolah hanya menghabiskan duit," ia mengeluh kemarin, Rabu, 24 Juni 2015.
Menurut Ahok, sebagai gantinya, para pelajar yang berasal dari keluarga menengah ke bawah bisa menunjukkan KJP dan mereka dapat naik bus gratis.
GANGSAR PARIKESIT | YOLANDA RYAN ARMINDYA