TEMPO.CO, Jakarta - Konflik antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) seputar predikat wajar dengan pengecualian dalam laporan APBD 2014 DKI memicu komentar di ranah maya.
“Lawan dan pidanakan jika ada celahnya,” ucap salah satu netizen, @Alie_bin_Alie, pada Rabu, 8 Juli 2015. Adapun akun @Heru_Catur mencuit, “Bukan Ahok kalau enggak ngawur, marah, umpatan,” ucapnya.
Begitu juga dengan Dundi Tio. Pemilik akun dari @dunditio004 ini bahkan sempat me-mention akun yang bernama @temanAhok, “Bro-sis, kali ini Ahok tidak diacuhin saat DPRD dan BPK. Ini rapat paripurna Ahok sengaja dibuat bungkam,” katanya sambil menyertakan tautan berita mengenai temuan BPK yang dianggap aneh oleh Ahok.
Sedangkan akun @bajaperkasa mengatakan, “Ente modalnya ngebacot aja si Hok.” Dia menanggapi berita tentang Ketua BPK yang mengatakan Ahok harus berkomentar dengan menggunakan data.
Namun tidak semua netizen mengomentari Ahok dengan negatif. Beberapa justru mengatakan kecurigaannya terhadap BPK. Misalnya akun @Bahrul_H. “Sangat setuju, BPK sekarang seperti jualan kasus,” cuitnya saat menanggapi berita tentang pendapat Ahok yang menginginkan pejabat BPK juga harus diaudit kekayaannya.
Mengamini pendapat @Bahrul_H, akun @taswarvespa mencuit, “BPK kan manusia juga, siapa tahu salah....,” ucapnya.
Di sisi lain, akun @ikyudaya justru menunjukkan dukungannya terhadap Ahok dengan mengatakan, “Pak @basuki_btp hayo lawan BPK.”
Sebelumnya, BPK mengungkap 70 temuan dalam laporan keuangan DKI yang disampaikan dalam rapat paripurna DPRD, Senin, 6 Juli 2015. Temuan yang bernilai Rp 2,16 triliun itu terdiri atas program yang terindikasi menimbulkan kerugian daerah senilai Rp 442 miliar dan berpotensi merugikan daerah Rp 1,71 triliun.
Ada pula kekurangan penerimaan daerah senilai Rp 3,23 miliar, belanja administrasi Rp 469 juta, dan pemborosan Rp 3,04 miliar.
DIAH HARNI SAPUTRI