TEMPO.CO, Depok - Pengamat Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menegaskan polisi tetap perlu melakukan investigasi agar pembunuhan terhadap wartawati, Nurbaety Rofiq, 44 tahun, terjawab sempurna.
Dengan fakta bahwa hanya alat kelengkapan jurnalistik Nurbaety yang diambil perampok seperti kamera, komputer jinjing, tape recorder dan ponselnya, mudah diduga publik berspekulasi.
"Dengan info seperti itu memang kita akan cenderung menduga bahwa aksi para pelaku berkaitan dengan profesi kewartawanan korban," kata Reza, Selasa 21 Juli 2015.
Meski begitu, kata Reza, masyarakat acap berasumsi bahwa pelaku kejahatan memiliki rasionalitas utuh dengan situasi lapangan yang linear dengan dugaan pelaku. Padahal, faktanya, kata dia, situasi bisa saja jauh dari dugaan. Seperti, korban melakukan perlawanan, lokasi rumah korban dalam kompleks, ada orang-orang lain di sekitar lokasi, itu bisa membuat rencana aksi meleset jauh.
Berita Menarik
Ditinggal Mati Suami, Wanita Ini Ingin Menikahi Anjingnya
Insiden Lillehammer, Kasus Salah Bunuh Agen Mossad
ISIS Rekrut Ayam Jadi Pembom Bunuh Diri, Kehabisan Amunisi?
Pelaku, kata Reza lagi, bisa kehilangan rasionalitas, sehingga aksi menjadi tidak efisien dan target kejahatan tak tercapai. Apalagi mereka dengan jam terbang rendah. "Akibatnya terjadi perilaku kejahatan yang sangat reaksioner sehingga meninggalkan jejak kejahatan yang berceceran dimana-mana," ucapnya.
Menurut Reza, kejahatan dengan pencederaan parah memang biasanya memiliki indikasi muatan emosi yang kuat pada diri pelaku. "Dendam menjadi sesuatu yang masuk akal sebagai motif dalam kasus macam itu," katanya. Namun, kepanikan bisa juga termanifestasikan pada pencederaan serupa. "Lagi pula jika dendam, mengapa tetap ambil properti. Dugaan saya ini pencurian," ujar Reza.
Namun karena pelaku melawan, kata Reza menganalisa, maka perampokan berubah menjadi penganiayaan guna melumpuhkan sasaran. Kemudian, ketika ada kepanikan saat perampokan, maka pelumpuhan korban menjadi melebihi takaran. Sehingga korban kehilangan nyawa. "Jadi, walau korban adalah wartawan, tapi bisa jadi kejadian tidak berhubungan dengan resiko profesinya," ujarnya.
Nurbaety, menjadi korban pembunuhan di rumahnya di Perumahan Gaperi Bojonggede, Kabupaten Bogor, pada Sabtu, 4 Juli lalu. Jasad korban ditemukan dengan luka sejumlah tusukan dan tangan terikat pada Sabtu, pekan kemarin, oleh tetangganya Joko Riwanto dan kakak korban, Ruwaidah beserta suaminya.
Pelaku yang menyatroni rumah Nurbaety menggasak perlengkapan jurnalistiknya, yakni kamera, komputer jinjing, tape rekorder dan ponsel, tanpa mengambil perhiasan dan harta benda lain milik korban.
IMAM HAMDI