TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pernah mengatakan ingin memberi tambahan uang saku bagi personel Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI yang bertugas di Ibu Kota. Tak hanya memberi uang saku, Ahok berniat mewujudkan ongkos gratis naik bus Transjakarta bagi anggota TNI dan Polri aktif.
Menurut Ahok, dana hibah bisa diambil dari pos bantuan sosial dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Meski begitu, Ahok tak ingin sembarangan memberikan dana hibah ke personel TNI dan Polri.
“Kami enggak serta-merta menghibahkan. Mereka harus mengajukan program. Kami teliti lalu dikoreksi juga harga barang yang mereka ingin beli,” ucap Ahok di Balai Kota, Selasa, 28 Juli 2015.
Menurut Ahok, Pemerintah Provinsi DKI tak bisa menghibahkan dana secara besar-besaran tanpa rincian penggunaan anggaran dari TNI dan Polri. Lagi pula, Pemprov DKI punya prosedur pemeriksaan harga satuan barang lewat satuan kerja yang punya kaitan dengan alat yang diminta TNI.
Ahok mencontohkan, jika TNI ingin membeli tameng anti-huru-hara, mereka harus mengajukan anggaran, meliputi merek, jumlah, dan harga. Pemprov DKI juga tak buru-buru menyetujui permintaan itu.
Usulan pengadaan, ujar Ahok, bakal ditindaklanjuti oleh Satuan Polisi Pamong Praja yang kerap membeli alat serupa. “Satpol PP nanti koreksi harganya. Kalau sudah sepakat, baru kami hibahkan dana atau bisa juga DKI yang belikan barangnya,” tutur Ahok.
Perlakuan yang sama juga berlaku pada bantuan uang saku bagi personel TNI dan Polri yang bertugas di Ibu Kota. Menurut dia, TNI dan Polri juga harus membuat usulan program. Nantinya, usulan itu bisa disepakati dan honorarium anggota TNI dan Polri dibayar Pemprov DKI sebesar Rp 250 ribu dan untuk uang makan Rp 38 ribu.
“Saya juga bakal minta anggota TNI dan Polri buat ATM Bank DKI, agar kami bayar mereka dengan sistem transfer,” tuturnya. Kartu ATM itu pula, kata Ahok, yang menjadi tiket gratis saat naik bus Transjakarta.
Sebelumnya, Ahok menghibahkan Rp 30 miliar untuk Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pun menerima hibah dari Pemprov DKI. Satuan baret merah itu menerima Rp 750 juta untuk membangun lapangan tembak di Cijantung, Jakarta Timur.
RAYMUNDUS RIKANG