TEMPO.CO, Jakarta - Konflik antara ojek pangkalan dan layanan ojek berbasis telepon seluler seperti GoJek semakin memanas. Di beberapa lokasi muncul spanduk larangan bagi GoJek mengambil penumpang di wilayah tersebut. Namun beberapa pengemudi GoJek memilik trik untuk tetap melayani pelanggan di wilayah tersebut tanpa terlibat konflik dengan ojek pangkalan setempat.
Komar, pengemudi GoJek, mengaku tidak menggunakan jaket seragam saat mengambil pelanggan di daerah larangan tersebut. “Biasanya saya pakai jaket sama helm biasa, terus helm GoJek buat penumpang saya taruh di tas. Nanti kalau sudah jalan agak jauh baru saya kasih helm,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 29 Juli 2015.
Komar berujar, cara ini cukup berhasil menghindari konflik dengan para pengemudi ojek pangkalan yang mengenali pengemudi GoJek berdasarkan seragam jaket dan helm yang berwarna hijau dengan tulisan GoJek.
Pengemudi GoJek lainnya, Sugimin, mengambil langkah yang sedikit berbeda dari Komar. Sugimin biasanya mengarahkan calon pelanggan untuk menunggu di tempat yang lebih jauh jika di lokasi tersebut terdapat ojek pangkalan. “Saya enggak mau ribut sama orang setempat, makanya saya sering minta ketemu di tempat yang agak jauh atau enggak saya ambil sekalian ordernya,” tutur Sugimin.
Lain lagi Galih, pengemudi GoJek yang berdomisili di wilayah Palmerah. Dia bersama beberapa rekan GoJek di sekitar wilayah Jakarta Barat memiliki grup chat untuk saling berbagi informasi. “Kami bikin grup biar saling mengingatkan daerah mana yang rawan atau daerah mana yang lagi ada sweeping ojek pangkalan," ujarnya.
Galih menambahkan, manajemen GoJek juga telah membekali mereka dengan pengetahuan tentang zona-zona ‘merah’ atau wilayah yang rawan konflik dengan ojek pangkalan. Manajemen memerintahkan para pengemudinya untuk lebih berhati-hati dalam mengambil penumpang di wilayah-wilayah tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi penolakan layanan penyedia jasa angkutan umum sepeda motor GoJek di berbagai lokasi di Jakarta. Beberapa spanduk penolakan yang dilakukan tukang ojek pangkalan ada di wilayah Kuningan, Kalibata City, dan Warung Buncit, Jakarta Selatan, bahkan meluas hingga ke Bintaro, Tangerang Selatan. Mereka beralasan omzet ojek pangkalan menurun sejak munculnya GoJek dan Grab Bike yang mengandalkan layanan pemesanan berbasis teknologi aplikasi di telepon seluler.
RADITYA PRADIPTA | NIEKE INDRIETTA