TEMPO.CO, Depok - Akseyna Ahad Dori, 18 tahun, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, dikenal keluarga sebagai pribadi yang gampang percaya kepada orang lain.
Menurut Kolonel Sus Mardoto, ayah Akseyna, anaknya tidak pernah curiga dengan orang lain. Akibatnya, Ace--panggilan Akseyna--tidak pernah khawatir terhadap orang lain. "Prinsipnya, dia merasa tidak akan dijahati orang lain karena dia enggak pernah jahati orang lain," kata Mardoto, Selasa, 4 Juli 2015.
Sikap yang mudah percaya kepada orang lain dan tidak pernah curiga itu membuat keluarga sejak awal khawatir terhadap keselamatan Akseyna, yang berada di Depok, Jawa Barat. "Keluarga waswas dengan sikap Ace yang seperti itu," ucapnya.
Keluarga meyakini sikap Ace yang seperti itu bisa menjadi celah kejahatan terhadap dirinya. Mardoto yakin, dalam peristiwa kematian anaknya lebih dari empat bulan lalu, ada unsur kesengajaan. Ia yakin anaknya tewas karena dibunuh.
Keluarga berharap polisi bisa dengan cepat mengusut tuntas pembunuhan Ace. Soalnya, sudah empat bulan sejak jasad Ace ditemukan di Danau Kenanga, kompleks UI, dengan menggendong tas ransel berisi batu, polisi masih sulit mengungkap misteri kematiannya.
Dugaan kuat Ace dibunuh diungkapkan polisi. Adanya luka lebam di tubuh Ace diduga akibat hantaman benda tumpul. Selain itu, ada sobekan di belakang sepatu Ace, yang diduga rusak karena pelaku menyeretnya ke Danau Kenanga.
Adapun hasil analisis grafolog dari American Hand Writing, Deborah Dewi, menyatakan ada dua orang yang menulis pesan di secarik kertas yang ditemukan teman Ace di kamar korban di Wisma Widya, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok.
IMAM HAMDI