TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menembak mati seorang pencuri motor, Doni bin Kriah. Seorang pencuri lain, Suni Alamsyah, juga ditembak di bagian lutut karena mencoba melarikan diri saat hendak ditangkap. Penembakan dua pencuri motor itu terjadi di Cijantung, Jakarta Timur.
Menurut Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Eko Hadi Santoso, polisi terpaksa menembak karena kedua pencuri itu dianggap berbahaya. "Mereka berulang kali melakukan pencurian dengan sadis. Jika terdesak, mereka tak segan menembak dengan senjata api rakitan," katanya, Jumat, 28 Agustus 2015.
Menurut Eko, salah satu bukti keganasan Doni dan Suni adalah tak ragu menembakkan senjata api rakitan. "Dia pernah menembak waktu mencuri di Kebagusan, korbannya luka di perut," kata Eko.
Sebelumnya, pada 19 April 2015 polisi telah menembak mati dua pencuri motor di kawasan Cijantung. Korbannya adalah Juwandi dan Syarif alias Lemos. Tampaknya penembakan mati kedua maling motor itu tidak membuat jera, muncul kompolotan Doni dan Suni yang menggantikannya.
Menurut Eko, target komplotan ini adalah sepeda motor yang terparkir tanpa penjagaan. "Salah satu pelaku turun dan langsung merusak lubang kunci," kata dia. Jika terpergok, mereka tidak segan menembak senjata api rakitan yang selalu dibawa oleh Doni.
Eko menjelaskan setelah berhasil mencuri, barang curian langsung dijual ke penadah di Bogor atau dibawa ke Lampung. Lokasi transaksi dengan penadah berada di depan Mal Graha Cijantung dan Terminal Kampung Rambutan. Dalam pemeriksaan, kata dia, dalam dua bulan ini Suni sudah menggasak 50 unit sepeda motor.
DINI PRAMITA