TEMPO.CO, Jakarta - Sudah hampir satu tahun Transjabodetabek rute Ciputat-Blok M beroperasi. Moda ini telah menjadi salah satu moda transportasi pilihan bagi warga komuter dari Tangerang Selatan dan sekitarnya.
Namun Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) masih menghadapi kendala dalam operasinya. "Kalau di lapangan, kendala kami adalah kemacetan," kata Direktur Utama PPD Pande Putu Yasa di kantornya, Selasa, 1 September 2015.
Hal itu, kata dia, dapat mengganggu waktu kedatangan bus sehingga pelayanan kepada penumpang pun dapat berkurang. "Misalnya bisa 8 rit sehari satu bus, ini cuma 6 rit," katanya.
Kendala lainnya yang sempat dialami adalah, karena ini rute baru, banyak orang belum mengetahui adanya rute ini. "Makanya sampai sekarang kami masih melakukan sosialisasi," ucapnya.
Putu mengakui, saat bulan pertama operasi bus ini, pihaknya bisa rugi sebesar Rp 43 juta dalam waktu seminggu. Namun perlahan-lahan bulan berganti, Transjabodetabek mulai menghasilkan keuntungan. "Semua pasti begitu. Kami juga kan mengoperasikan ini untuk pelayanan transportasi untuk masyarakat komuter," ujarnya.
Kini, dalam sehari, satu bus dapat menghasilkan Rp 1-1,3 juta. Dengan 10 bus yang beroperasi, pendapatan PPD bisa mencapai Rp 77 juta untuk rute ini. "Akan datang bus baru tahun depan," kata Putu. Melihat pendapatan itu, Putu mengatakan operasi Transjabodetabek belum sepenuhnya maksimal.
Dilihat dari jumlah penumpang pun, menurut Putu, sudah cukup banyak. Dalam sehari, satu bus bisa mengangkut 121 penumpang. Artinya, dalam satu pekan, ada 1.200-an penumpang yang diangkut.
Pihaknya, kata Putu, terus melakukan evaluasi terkait dengan operasi layanan ini. Pekan lalu, pihaknya meluncurkan e-ticketing untuk memudahkan penumpang melakukan transaksi.
NINIS CHAIRUNNISA