TEMPO.CO, Jakarta - Sejak kemarin ada pemandangan berbeda di Monumen Nasional atau Monas, yaitu warna cahaya lampu sorot yang mempercantik Monas di malam hari berwarna ungu. Ini dilakukan dalam rangka peringatan Hari Alzheimer Sedunia yang jatuh pada 21 September setiap tahun.
Kepala Kantor Pengelola Kawasan Monumen Nasional Rini Hariyani menuturkan bahwa hal ini dilakukan karena ada permohonan dari Yayasan Alzheimer Indonesia. Sedangkan tujuannya adalah memberikan penyadaran kepada masyarakat bahwa penderita Alzheimer janganlah dijauhi, melainkan harus dirangkul.
“Harapan kita melalui pencahayaan ini adalah masyarakat itu mulai peduli bahwa Alzheimer itu bukan penyakit sebenarnya. Pemahaman-pemahaman itu yang harus diinformasikan kepada masyarakat,” ujar Rini, yang ditemui di kantornya pada Rabu, 2 September 2015.
Adapun pemilihan warna ungu merupakan kesepakatan internasional sebagai simbol kepedulian bagi para penderita Alzheimer. Cahaya lampu sorot Monas yang berwarna ungu ini bisa dilihat sampai dengan akhir bulan September. Rini mengatakan sebelumnya bahwa masyarakat belum begitu memperhatikan warna cahaya lampu sorot Monas, “Nah, sekarang ini mulai banyak masyarakat yang mulai tertarik,” kata Rini.
Pada Oktober nanti warna cahaya lampu sorot Monas juga akan memiliki warna berbeda, yaitu berwarna pink. “Dalam rangka peringatan kanker,” ujarnya. Warna pink sendiri menurut penuturan Rini sudah pernah dilakukan pada tahun lalu berdasarkan instruksi yang ia terima dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Rini mengatakan jika ada masyarakat yang ingin melakukan hal yang serupa, pihaknya terbuka untuk melakukan hal-hal seperti ini. Masyarakat bisa mengajukan surat yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, “Biasanya lewat gubernur, kami kan sebagai pelaksana di lapangan,” tuturnya.
Jika Anda tertarik untuk melihat cantiknya sorot cahaya lampu Monas berwarna ungu, Anda bisa menyaksikannya sampai akhir bulan ini. Silakan datang ke Monas pada malam hari dan nikmati kecantikannya dengan mata Anda sendiri.
DIKO OKTARA