TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Tangerang memprotes keras Pemerintah Provinsi Banten atas lambannya pembangunan proyek jembatan Kali Angke yang melintasi jalan KH Hasyim Ashari, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang. Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah menemukan pembangunan jembatan itu dikerjakan asal-asalan. “Proyek jembatan sebesar ini kenapa peralatannya sederhana begini?” ujar Arief, Ahad, 6 September 2015.
Arief hanya menjumpai alat bor dan pemancang tiang sederhana. Di lokasi hanya ada mesin diesel kecil dan tidak terlihat ada alat berat yang biasa dipakai dalam proyek-proyek pembangunan jembatan dengan tonase menengah ke atas.
“Dibongkar sejak 2014 sampai tahun berganti pertengahan 2015 belum selesai juga. Padahal ini anggaran rakyat,” ucap Arief.
Pembangunan jembatan Kali Angke merupakan proyek yang dikerjakan Dinas Bina Marga Tata Ruang Provinsi Banten. Jembatan itu diperkirakan menelan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten senilai Rp 8 miliar.
Menurut Arief, Pemerintah Kota Tangerang punya kepentingan memanfaatkan jembatan itu sebagai penunjang aksesibilitas warga Kota Tangerang dan sekitar menuju Ibu Kota DKI Jakarta. Percepatan penyelesaian pekerjaan jembatan Kali Angke sangat mendesak, karena jembatan tersebut merupakan bagian dari solusi mengatasi banjir yang sering terjadi di Ciledug Indah.
Bahkan, setiap banjir lima tahunan, akses terputus karena jembatan terendam air bah. Arief juga meminta Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Kota Tangerang membuat kajian terkait dengan perlu-tidaknya penambahan rumah pompa untuk mengurangi dampak banjir di Ciledug Indah. "Mumpung masih kemarau, kalau dibutuhkan, bisa segera bangun rumah pompa."
Pemkot Tangerang menyediakan tiga rumah pompa air di Perumahan Ciledug Indah 1 dan 2 yang berbatasan langsung dengan Kali Angke. Rumah pompa air itu dilengkapi mesin pompa yang mampu menyedot air sebanyak 60 liter per detik.
AYU CIPTA