TEMPO.CO, Jakarta - Hujan yang tiba-tiba mengguyur Jakarta selama 1,5 jam pada Senin sore, 21 September 2015, membuat sebagian warga kaget dan tidak siap. Termasuk para pengemudi ojek berbasis aplikasi online, seperti Go-Jek dan GrabBike.
Beberapa pengemudi ojek memilih berteduh di deretan kantor atau pertokoan karena tidak membawa jas hujan. Namun ada juga yang tetap menerjang hujan dengan atau tanpa jas hujan sembari mengantarkan penumpang.
"Perusahaan memang tidak menyediakan jas hujan, hanya dua jaket untuk sopir, masker, penutup kepala, dana helm. Mungkin, saat musim hujan, perusahaan baru menyediakan jas hujan," kata Andri, pengemudi GrabBike.
Andri mengaku masih mempunyai dua jas hujan pribadi di rumah yang bisa digunakan untuk mengantar penumpang. Namun, selama ini, jas hujan tersebut tidak ia bawa karena cuaca di Jakarta yang panas belum menunjukkan tanda akan turun hujan.
"Kalau nanti diberi jas hujan oleh kantor sih, inginnya jas hujan model perorangan, bukan model kelelawar, supaya tidak merepotkan saat berkendara," ujar Andri.
Pengemudi GrabBike lain, Rizky, menuturkan, bila musim hujan tiba, dia akan tetap mengantar penumpang.
"Selama ada yang memesan sih, meski banjir, ya tetap jalan, tapi bergantung pada maunya penumpang gimana," katanya.
Kemauan penumpang itu yang membuat pengemudi ojek seperti Andri dan Rizky membuat keputusan, apakah akan berteduh atau tetap melanjutkan perjalanan saat mengantar penumpang saat hujan.
INEZ CHRISTYASTUTI HAPSARI