TEMPO.CO, Jakarta - Warga penghuni rumah susun Marunda, Jakarta Utara mengeluhkan minimnya transportasi publik yang disediakan Pemerintah DKI Jakarta. Pasalnya, transportasi air (waterway) yang dulu diresmikan Presiden Joko Widodo itu belum maksimal melayani warga yang bekerja di Muara Baru.
Wahyuni, 32 tahun, warga Blok A 10, Marunda mengaku tidak pernah menggunakan layanan waterway karena jumlah kapal tidak memadahi. Apalagi saat ini jumlah layanan semakin berkurang. "Dulu ada dua perahu, sekarang tinggal satu," kata dia saat ditemui di rumahnya, Kamis, 24 September 2015.
Menurut Wahyuni, banyak warga yang sebenarnya berharap waterway bisa dioptimalkan. Pasalnya, selain lebih murah, transportasi air juga lebih cepat ketimbang menggunakan kendaraan di jalur darat.
Sayangnya, hal itu tidak diimbangi dengan jumlah perahu. Saat ini jumlah perahu justru makin berkurang. Selain itu, warga juga menyesalkan jam keberangkatan perahu tidak bisa berjalan rutin. Setiap hari hanya ada dua kali keberangkatan, pukul 07.00 WIB dan 16.00 WIB.
"Ya saya kan kerjanya tidak pasti, kadang berangkat siang, kadang juga malam," kata Ferdiansyah, 27 tahun, warga Marunda yang bekerja sebagai buruh kapal di Muara Baru.
Karena itu, dia berharap pemerintah bisa menambah jumlah perahu yang beroperasi lebih banyak lagi. Selain itu, jam keberangkatan bisa secara reguler datang dan pergi minimal satu jam sehari.
Dari pantauan Tempo, di dermaga waterway siang itu memang terlihat lengang. Tidak ada seorang pun petugas jaga di sana. Ada dia shelter ruang tunggu yang kosong. Area masuk ke kawasan tersebut juga ditutup. Tidak ada petugas dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang melakukan penjagaan.
AVIT HIDAYAT