TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengingatkan saat ini sejumlah kawasan di Ibu Kota siaga 3 banjir rob. Ini terjadi karena gelombang tinggi air laut mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sehingga berpotensi menggenangi daratan Jakarta.
"Biasanya, kalau mau bulan purnama, begini (gelombang air yang meningkat)," ujar Kepala BPBD DKI Jakarta Denny Wahyu Haryanto kepada Tempo di Jakarta, Minggu, 27 September 2015. Kata dia, gelombang air yang tinggi menyebabkan sejumlah kawasan, seperti Jakarta Utara dan Barat, terendam banjir rob.
Apalagi daratan di Jakarta lebih rendah dibanding ketinggian rata-rata air laut, sehingga potensi banjir rob lebih besar. Menurut dia, saat ini ada dua daerah yang perlu diwaspadai. Di antaranya kawasan Kalideres dan Cilincing. Dua wilayah ini mengalami penyusutan ketinggian daratan yang paling signifikan.
Diperkirakan setiap tahun daratan Jakarta mengalami ambles hingga 25 sentimeter. Sedangkan untuk wilayah Kalideres dan Cilincing diprediksi lebih dari 25 sentimeter per tahun. "Karena itu, kita mulai antisipasi banjir dari sekarang," katanya.
Menurut dia, saat ini pihaknya telah memasang sembilan pos titik pantau siaga banjir di sejumlah pintu air di Jakarta. Satu di antaranya di Pintu Air Pasar Ikan, yang mencapai 180-300 sentimeter dari muka air. Karena itu, BPBD DKI menetapkan sejumlah kawasan terpantau siaga 3 dan 4.
Kata dia, siaga 1 biasanya ditetapkan saat gelombang tinggi lebih dari 300 sentimeter. Biasanya saat itu telah terjadi bulan purnama. Penyebab ilmiahnya, kata dia, karena adanya gaya gravitasi antara bulan, matahari, dan bumi.
"Tapi masih aman saat ini. Kalau sudah siaga 2 sudah mulai bencana," tuturnya. Meski begitu, dia tetap mengimbau warga agar waspada mengingat penurunan kontur tanah yang cukup signifikan.
AVIT HIDAYAT