TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali membuat terobosan. Setelah membuka kawasan Balai Kota sebagai tempat wisata pada akhir pekan, ia menggelar diskusi film sebagai salah satu paket wisata di kantornya.
"Saya ingin tempat bersejarah di Jakarta menjadi inkubator perfilman Indonesia," kata Ahok di Balai Kota, Minggu, 4 Oktober 2015.
Idenya itu diawali dengan pemutaran dua film nasional, yakni Bajaj Bajuri The Movie (2014) dan Si Jago Merah (2008), pada dua pekan lalu. Hari ini Ahok memutar film Slank: Nggak Ada Matinya (2013). Ia berharap, tiap pekan, ada satu film yang diputar di Balai Agung saat kantornya dibuka untuk tempat wisata.
Ahok menyorongkan ide tersebut lantaran menyadari minimnya lokasi yang bisa dipakai sebagai tempat berdiskusi film secara gratis. Lebih-lebih Balai Kota merupakan gedung yang berdiri di tengah kota, sehingga sangat strategis. "Pokoknya Pemerintah Provinsi DKI bisa memfasilitasi perkembangan film nasional," ucapnya.
Khusus pemutaran film Slank, Ahok punya agenda khusus. Dia berharap film soal jatuh-bangun grup band asal Gang Potlot ini bisa menginspirasi pemuda agar menjauhi narkoba. "Slank ini contoh band yang sukses bangkit dari jerat narkoba," ujar gubernur 49 tahun itu.
Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim Slank sepakat dengan ide Ahok. Ia menuturkan film tersebut bakal mendorong pemuda agar tak mengkonsumsi narkoba. "Narkoba sudah bukan zamannya lagi," kata Bimbim.
RAYMUNDUS RIKANG