TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan penyebab meninggalnya Putri Nur Fauzia disebabkan kehabisan napas. Anak berusia 9 tahun itu kehabisan napas lantaran dicekik oleh pelaku pembunuhan.
"Berdasarkan hasil otopsi, Putri meninggal pada Jumat lalu, 2 Oktober sekitar pukul 14.00," ujar Krishna di Polda Metro Jaya, Minggu, 4 Oktober 2015.
Krishna mengungkapkan, berdasarkan hasil otopsi pada tubuh Putri ditemukan beberapa luka pada leher, mulut, dan sekujur tubuhnya. Selain itu, ditemukan juga air mani pada kemaluan Putri. "Pada tubuh Putri pun ditemukan bekas sepatu," katanya.
Berdasarkan hasil otopsi, Krishna menduga bahwa pembunuh Putri memiliki perilaku seks yang menyimpang. Musababnya, banyak luka yang terdapat pada tubuh siswa SDN 05 Kalideres itu.
Putri Nur Fauzia adalah anak perempuan berumur 9 tahun yang hilang sejak Jumat siang dan ditemukan tewas pada malam harinya. Dia ditemukan tewas di kawasan Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat.
Baca Juga:
Putri sempat dinyatakan hilang oleh keluarganya lantaran tak kunjung pulang ke rumah dari sekolahnya di SDN 05 Kalideres.
Setelah ibu dan ayahnya berpisah, Putri pun tinggal bersama ibu dan neneknya di Rawa Lele, RT 006 RW 07, Kalideres.
GANGSAR PARIKESIT