TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menelusuri dugaan awal mengapa Putri Nur Fauzia, bocah korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan di dalam kardus, pulang sekolah lewat jalur berbeda. Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan seharusnya Putri yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 05 Kalideres itu belok ke kiri untuk menuju rumahnya.
"Saat pulang sekolah, Putri justru belok ke kanan," kata Krishna di Polda Metro Jaya, Senin, 5 Oktober 2015.
Keterangan tersebut, kata Krishna, diperoleh polisi dari kesaksian adik sepupu Putri yang sempat mengejarnya. "Saat itu adik sepupu Putri telah berupaya memanggil Putri dan mengejarnya, tapi Putri tak menghiraukannya," ucapnya.
Krishna menuturkan, pada Jumat, 2 Oktober 2015, Putri pulang sekolah pada pukul 09.30. Lima belas menit setelah itu, adik sepupunya yang berupaya mengejar Putri kehilangan jejaknya.
Pada Jumat malam, sekitar pukul 22.30, kata Krishna, Putri ditemukan di dalam sebuah kardus dengan kondisi tak bernyawa. Jenazah siswa kelas II SDN 05 Pagi itu ditemukan di kawasan Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat.
Sebelumnya, Putri sempat dinyatakan hilang oleh keluarganya lantaran tak kunjung pulang ke rumah dari sekolahnya di SDN 05 Pagi Kalideres. Setelah ibu dan ayahnya berpisah, Putri tinggal bersama ibu dan neneknya di Rawa Lele, RT 006 RW 07, Kalideres.
GANGSAR PARIKESIT
