TEMPO.CO, Jakarta - Suami korban peristiwa pembunuhan di Cakung, Heno Pujo Leksono, merasa tidak puas dengan hasil dari kepolisian yang menetapkan Heri sebagai pelaku tunggal dalam pembunuhan yang dilakukan kepada istri dan anaknya.
Heno mencuriga orang-orang yang sempat bermasalah dengan keluarganya.
“Yang pertama ada S, pensiunan tentara. Dia sering meneror kami,” kata Heno saat ditemui Tempo di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2015.
S ini, menurut Heno, adalah orang yang kerap menyuruh Heno angkat kaki dari tempatnya bekerja selama ini karena ingin mengambil lahan tersebut. Lahan itu sendiri Heno dapatkan secara sewa dari ahli waris tanah tersebut. S mengklaim tanah itu sebagai miliknya dengan sertifikat yang dirasa tidak sah.
“Dulu, tempat usaha saya sempat dihancurkan dia dan empat bulan lalu dia menghubungi saya, katanya, ‘lebih baik Pak Heno pergi atau akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada keluarga bapak,’ begitu,” kata Heno bercerita.
Baca Juga:
Selain dia, Heno juga curiga pada tetangga yang sering dia dan istrinya tegur karena selalu memarkir mobil di depan pagar kediaman Heno. Orang itu, Heno pun tidak tahu namanya. Ia tinggal di belakang kompleks, berdekatan dengan Heri, tersangka pelaku pembunuhan istri dan anak Heno.
“Pernah saya tegur, eh dia malah bilang, ‘Emang kenapa? Nggak boleh parkir di sini?’ dengan nada galak,” kata Heno.
Heno mengatakan kejadian ini bukan sekali dua kali saja, tetapi setiap hari. Sejak awal tahun, tetangganya itu selalu menaruh mobil berjejer dan berganti-ganti setiap harinya di depan pagar Heno. “Saya jadi ingat, terakhir istri saya bilang kalau dia habis menegur si tetangga itu padahal saya sudah bilang tidak usah, biar nanti saya saja yang tegur,” ucapnya.
Dari sini, Heno curiga kepada tetangganya tersebut. Heno mengatakan, mungkin istrinya dan tetangga itu sempat cekcok karena hal ini. Namun, istrinya tidak pernah menceritakan ihwal cekcok dan sebagainya, tetapi hanya soal perkara tegur-menegur saja.
Pada 8 Oktober 2015 lalu, istri dan anak bungsu Heno ditemukan tewas di dalam kamar tidur di rumahnya, di Perumahan Aneka Elok, Cakung, Jakarta Timur. Mereka ditemukan oleh Heno sendiri dalam kondisi yang mengenaskan dengan banyak luka tusukan di tubuh korban.
BAGUS PRASETIYO