TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Umar Faruq mengungkapkan terdapat luka goresan pada perut Wiliyanto, 30 tahun, pria yang ditemukan tewas di dalam mobil BMW B-2074-RS di sebuah bengkel di Pulogadung, Jakarta Timur, pada siang kemarin.
"Diduga karena benda tajam," ujar Umar saat dihubungi pada Sabtu, 24 Oktober 2015.
Namun, Umar menegaskan, luka tersebut bukanlah luka tusukan. Dia tidak ingin menduga-duga penyebab kematian korban. Sebab, hingga kini hasil visum belum keluar. "Hasil otopsi juga belum keluar dari Rumah Sakit Polri," tutur Umar.
Saat dihubungi pada Sabtu pagi, Kepala Kepolisian Sektor Pulogadung Komisaris Cahyo menduga penyebab kematian korban karena adanya sumbatan. Menurut Cahyo, pernapasan korban tersumbat karena mulut korban dibebat menggunakan kain.
Cahyo juga mengatakan belum ditemukan luka pada tubuh korban. "Hasil sementara, yang pasti meninggal karena sumbatan," kata Cahyo.
Hingga saat ini, menurut Umar, polisi belum dapat menyimpulkan motif pembunuhan tersebut. Umar berujar, menurut hasil pemeriksaan, tidak ada barang-barang milik korban yang hilang. "Tapi masih kami dalami lagi karena korban, kan, sehari-hari diketahui cuma tinggal di situ," ucap Umar.
Pada Jumat, 23 Oktober 2015, sekitar pukul 14.00, Wiliyanto ditemukan tewas di dalam mobil BMW dalam kondisi sudah kaku dan membengkak. Menurut polisi, korban sudah tewas selama dua hari. Pemilik bengkel yang juga kakak korban, Andri, 41 tahun, mengatakan Wiliyanto menghilang selama dua hari sebelum ditemukan tewas oleh Dendi, anaknya.
Saat korban ditemukan di dalam BMW, mobil tersebut dalam keadaan terkunci. Saat itu, korban sudah dalam kondisi terbujur kaku. Tangan dan kaki korban dalam keadaan terikat. Terdapat pula ikatan pada keningnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI