TEMPO.CO, Jakarta - Setiap kali ada program Pemerintah Jakarta yang terhambat, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuduh anak buahnya yang menjegal. Kali ini soal pembuatan tempat pengelolaan sampah.
Setiap hari, ada 5-6 ribu ton sampah Jakarta diangkut ke Bantargebang, Bekasi, untuk diolah menjadi listrik oleh PT Godang Tua Jaya. Dalam perjanjian, jumlah itu harus menurun sampai 2023, hingga Jakarta punya tempat mengelola sampah sendiri.
Tempat yang disiapkan berada di Sunter, Jakarta Utara. Tapi, rencana sejak 2008 itu tak pernah terwujud. "Saya curiga ada permainan di Dinas Kebersihan," ujar Ahok di Jakarta, 27 Oktober 2015.
Menurut Ahok, permainan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan menjadi sebab terhambatnya rencana Pemprov DKI membangun tempat pengolahan sampah modern. "Kita mau bikin, tapi saya bingung kenapa selalu dihambat," ujar Ahok.
Mengirim sampah ke Bantargebang membuat Jakarta harus mengeluarkan Rp 400 miliar kepada Godang Tua tiap tahun. Ahok curiga dana tersebut dimainkan sehingga jumlahnya terus bertambah dan tempat sampah pun tak kunjung terwujud.
Jika Jakarta telah punya tempat sampah sendiri, kas daerah tak perlu mengeluarkan uang pengelolaan untuk swasta.(Baca: Nasihat Ahok untuk Bekasi Soal Sampah Bantargebang)
A. Saimima