TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan pengiriman sampah oleh truk-truk sampah milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang melalui Cileungsi merupakan perjanjian yang telah disepakati bersama. "Kalau pengiriman pukul 21.00-05.00, truk lewat Bekasi Barat. Nah, kalau pengiriman pukul 05.00-21.00, lewatnya Cileungsi. Itu kesepakatan dari 2009," ucap Isnawa saat dihubungi pada Selasa, 3 November 2015.
Isnawa menganggap puluhan warga yang menghadang truk-truk sampah milik Pemprov DKI semalam telah melanggar kesepakatan tersebut. "Semalam, warga yang menghadang di depan Polres Bogor cuma mengizinkan jalan dibuka untuk pengiriman sampah mulai pukul 12 malam sampai 5 pagi," ujarnya. (Lihat Video Haruskah Sampah Jakarta Dikirim ke Bekasi)
Isnawa menjelaskan, setelah pukul 05.00, warga kembali menutup akses truk-truk sampah tersebut. "Saya sudah lapor sama Pak Gubernur dan lagi coba dijembatani Polda Metro Jaya," tutur Isnawa.
Menurut dia, penutupan akses jalan menuju TPST Bantargebang lebih dari 12 jam tersebut berdampak pada terjadinya antrean panjang di Cileungsi. "Sampai ratusan truk terhambat. Bahkan ada yang enggak saya bolehin berangkat dari Jakarta," katanya.
Akibat adanya pemblokiran akses jalan menuju TPST Bantargebang, ucap dia, pengiriman sampah pada hari ini terganggu. "Siang kan enggak boleh lewat Bekasi. Makanya mesti tunggu malam lagi. Semoga hari ini saya bisa bertemu dengan mereka, koordinator pendemo. Kita mau musyawarah," tutur Isnawa.
Kemarin sekitar pukul 07.00, 200 truk sampah milik Pemprov DKI dihadang puluhan warga saat melintasi Jalan Transyogi, Cileungsi, Jawa Barat. Sekitar 50 warga dan ormas menghadang truk-truk sampah milik Pemprov DKI yang akan menuju ke Bantargebang. Akibat penghadangan ini, sekitar 6.500 ton sampah Jakarta menjadi terbengkalai.
ANGELINA ANJAR SAWITRI