TEMPO.CO, Bogor - Romi Sikumbang, warga Cileungsi yang juga ketua sebuah lembaga swadaya masyarakat, yakni Pemantau Kinerja Aparatur Negara, mengatakan ratusan warga Cileungsi akan tetap melakukan pemblokiran dan mengusir semua truk sampah yang melintasi jalan Trans-Yogi. Sebab, truk sampah tidak hanya mengakibatkan kemacetan yang cukup parah, tapi juga aroma busuk dari sampah sangat mengganggu warga dan pengguna jalan.
"Kami, warga yang jalannya dilintasi truk sampah asal DKI, sangat terganggu dengan truk-truk itu. Truk sampah melintasi jalan raya Cileungsi karena air lindi sampah yang menetes di sepanjang jalan bikin bau," ucap Romi. (Lihat Video Haruskah Sampah Jakarta Dikirim ke Bekasi)
Sebagai bentuk protes dan penolakan ratusan truk sampah melintasi wilayahnya, warga membangun posko di sekitar lokasi untuk memantau jika masih ada truk sampah yang melintas, “Kami akan tetap melakukan aksi blokade truk sampah ini hingga tidak ada lagi yang melintasi kawasan ini, yang dinilai merugikan warga.”
Menurut Kepolisian Resor Bogor, hingga hari kedua aksi pemblokiran ratusan kendaraan truk milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membawa sampah dan akan dibuang di Bantargebang, Bekasi, di Jalan Trans-Yogi, tepatnya underpass Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, belum ada pihak yang melapor terkait dengan hal tersebut.
Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Suyudi Ario Seto mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan secara resmi dari ratusan sopir ataupun Pemprov DKI terkait dengan adanya unjuk rasa masyarakat dan ormas yang melakukan pemblokiran ratusan truk sampah di jalan Kecamatan Cileungsi. "Belum ada laporan ke polisi, baik dari sopir truk maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terkait dengan pemblokiran ratusan truk sampah oleh warga," ucapnya.
M. SIDIK PERMANA