TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memiliki kans menang pada pemilihan kepala daerah 2017. Sebab, berdasarkan survei jajak pendapat Cyrus Network Research and Consulting terhadap seribu responden, tingkat keterpilihan Ahok masih tinggi dibandingkan para pesaingnya.
Dalam survei yang dilakukan pada 27 Oktober-1 November 2015, Ahok masih menduduki peringkat pertama dengan persentase terpilih sebesar 40,3 persen. Persentase tersebut jauh lebih besar ketimbang beberapa calon penantangnya, seperti Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang berada pada peringkat kedua dengan suara 8,6 persen.
BACA JUGA: Ahok Ngotot Soal TIM, Seniman: Langkahi Dulu Tulang Kami!
Atau dengan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang digadang-gadang bakal ikut pilkada 2017 menantang Ahok. Risma hanya mendapat suara sebesar 3,5 persen. Jumlah yang kecil jika dibandingkan dengan mantan Gubernur Jakarta Fauzi Bowo, yang mendapat suara sebanyak 6,5 persen dalam survei dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen itu.
Menurut Managing Director Cyrus Network Research and Consulting Eko Dafid Afianto, tingkat keterpilihan Ahok masih tinggi karena memiliki basis pemilih yang loyal. "Ahok punya strong voter, dan mereka solid," katanya di restoran Horapa, Jakarta Pusat, Rabu, 11 November 2015.
Bahkan, kata dia, perseteruannya dengan Badan Pemeriksa Keuangan ihwal pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, yang berujung dilaporkannya Ahok ke Komisi Pemberantasan Korupsi, tak berpengaruh terhadap tingkat keterpilihannya. Terakhir, perseteruannya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bekasi ihwal pengelolaan sampah.
BACA: Ahok: Kita Enggak Diminta Mati, Cuma Jangan Korupsi!
Justru, Eko berujar, masalah-masalah itu mengatrol tingkat keterpilihan Ahok. Dalam survei April lalu, tingkat keterpilihan Ahok hanya 26,7 persen. Sedangkan pada hasil survei sekarang, dia memperoleh suara sebanyak 40,3 persen. "Masalah malah menaikkan keterpilihan Ahok," ucapnya.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, mengatakan hasil survei tersebut menunjukkan warga Jakarta masih menginginkan Ahok menjadi gubernur, meski dia kontroversi. "Ia diinginkan banyak orang karena ketegasannya," ujarnya.
Seperti hasil survei Cyrus Network, warga Jakarta memilih pemimpin yang tegas dan berani sebesar 29,8 persen. Sedangkan pemimpin yang jujur sebesar 17,3 persen. Syamsuddin menyebut Ahok sebagai pemimpin yang memiliki dua kriteria itu.
Ketua Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik menuding survei yang dikerjakan Cyrus Network abal-abal dan sengaja dibuat untuk Ahok. Karena itu, tingkat keterpilihan Ahok tinggi. "Cyrus itu survei buat Ahok, bukan buat rakyat," tuturnya.
Ia hakul yakin Ahok tak akan menang dalam pemilihan 2017 nanti. Sebab, "Ahok ini punya banyak masalah. Sampah saja sekarang belum beres," katanya.
ERWAN HERMAWAN