TEMPO.CO, Jakarta - Gariani, ibu dari siswi MTs Al-Mubarok yang ditemukan tewas di Jasinga, Bogor, memutuskan berhenti bekerja hingga kasus pembunuhan anaknya terungkap. "Saya enggak bisa fokus sebelum tersangkanya ditangkap," katanya melalui telepon pada Senin, 23 November 2015.
Ibu dua anak itu sebelumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Lokasinya tidak jauh dari sekolah putrinya, Adinda Anggia Putri. Adinda sering mengunjunginya ke tempat kerja. Terakhir sebelum meninggal, Adinda mampir untuk meminta bekal karena Gari belum sempat masak. "Ternyata itu pertemuan terakhir saya sama Dinda," katanya.
Kini sehari-hari ia mengurus rumah milik keponakannya di Rumah Susun Karet Tengsin dan memasak. "Saya sekarang tinggal sama dua bujang, keponakan dan anak saya," katanya. Disela kesibukannya, ia sering menyempatkan waktu mengunjungi makam Dinda, sapaan akrab putrinya.
Adinda ditemukan tewas di tengah hutan RPH Tenjo, Jasinga, Bogor pada Jumat, 23 November 2015. Kepalanya dihantam benda tumpul. Jenazahnya ditemukan tanpa pakaian. Pakaiannya hangus dibakar, kecuali badge sekolah Adinda. "Badge-nya enggak ikut kebakar itu pertanda," kata Gariani.
Adinda diduga tewas karena hantaman benda tumpul. Ia diduga diperkosa. Hingga saat ini belum ada tersangka yang ditetapkan oleh polisi. Bahkan salah satu saksi berinisial R melarikan diri.
Baca Juga:
R merupakan saudara Adinda. "Dia itu menantu dari adiknya almarhum suami saya," kata Gari. Saksi yang berasal dari Bogor tersebut kini sedang dalam pencarian polisi.
VINDRY FLORENTIN