TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih enggan menyebutkan siapa saja kepala dinas yang akan dicopot pada Jumat, 27 November 2015.
"Enggak tau aku. Tergantung mereka insaf atau enggak insaf nanti," kata Ahok--sapaan Basuki, Rabu, 25 November 2015.
Sejak Rabu, pekan lalu, Ahok memang memeriksa satu per satu rencana anggaran yang diusulkan setiap dinas. Dalam beberapa kesempatan setelah mengevaluasi anggaran dari tiap-tiap dinas, Ahok selalu menyinggung Festival Kota Tua yang dianggarkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. "Bikin Festival Kota Tua semalam Rp 10 miliar, apa-apaan?" tutur Ahok.
Akan tetapi, Ahok memuji beberapa perencanaan anggaran yang telah disusun beberapa dinas, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan. "Banyak yang bagus. Dinas Pelayanan Pajak udah ngerti. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) udah ngerti. PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) mulai ngerti. Yang paling ngerti teknis, Dinas PU Bina Marga. Itu paling ngerti dia," katanya.
Menurut Ahok, penyusunan anggaran yang dilakukan Dinas PU Bina Marga paling benar karena tidak terdapat program-program yang tidak perlu. "Dia proyek aja semua. Intinya kan orang mau lihat wujud. Ngapain sih itu simposium, seminar, pemahaman, peningkatan pemahaman? Cape deh liat kalimat itu," ujar Ahok sambil tertawa heran.
Ahok berprinsip, penyusunan anggaran yang dilakukan masing-masing dinas harus memiliki fungsi yang jelas. Selain itu, anggaran yang diusulkan juga harus masuk akal. "Pertama, ada fungsi atau enggak. Kalau ada fungsi, duit baru ikut, wajar atau tidak. Contoh, kamu buat pelatihan, latih 50 orang habisin Rp 1 miliar, apa yang mau lu latih?" katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI