TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan lalu lintas di Ibu Kota memang tidak ramah pengendara. Hal tersebut diungkapkannya untuk menanggapi hasil survei kepuasan berkendara global oleh Waze, sebuah aplikasi navigasi lalu lintas di ponsel pintar, yang menempatkan Jakarta di peringkat kedua setelah Manila, ibu kota Filipina, sebagai kota yang tidak ramah pengendara.
"Memang. Saya sudah bilang kan, enggak mungkin ramah pengendara kalau memang disiplin enggak ada," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, saat ditemui di Balai Kota pada Jumat, 27 November 2015.
Ahok berujar, sebagian besar pengendara di Jakarta kerap melawan arus dan memotong jalan pengendara lain dengan seenaknya. "Kami lagi kerja sama dengan polisi untuk menerapkan lima tertib dan Polda Metro sudah siap bantu kami," kata Ahok.
Pada 2016, menurut Ahok, ia akan meminta polisi dan tentara memperketat pengawasan di titik-titik yang rawan terjadi pelanggaran lalu lintas. "Kalau kamu perhatikan di lapangan, TNI dan Polri bergabung dengan Dinas Perhubungan untuk penertiban. Yang 'main' akan kami sanksi," ujar Ahok.
Ahok mencontohkan, ia akan menindak tegas pengendara motor atau mobil yang memarkir kendaraann sembarangan. "Kami akan derek. Tahun ini beli mobil derek, tahun depan beli mobil derek lagi. Kami akan derek terus. Orang mau marah ya terserah. Saya pikir disiplin harus diajarkan dari penindakan hukum," tutur Ahok.
Tahun depan, Ahok berniat mempekerjakan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum di Dinas Perhubungan untuk menertibkan pengendara-pengendara kendaraan bermotor yang bandel. "PPSU versi Dishub ini berasal dari sekolah transportasi. Jadi mahasiswa transportasi akan kami bayar dengan UMP 13 kali gaji dan BPJS. Satpol PP juga akan kami lakukan perombakan besar-besaran, " kata Ahok.
ANGELINA ANJAR SAWITRI