TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak menampik kabar bahwa di dinas-dinas di DKI banyak terdapat anggaran siluman. Ia bahkan menyebut hampir semua dinas memiliki anggaran yang tak tampak wujudnya tersebut. Sayangnya, Ahok enggan menyebut dinas mana saja yang dimaksud.
Nyaris serupa dengan Ahok, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syauful Hidayat juga awalnya enggan menyebut dinas yang dimaksud. Setelah didesak, Djarot akhirnya angkat suara. “Semua dinas sih, rata ya. Cuma yang paling besar itu Dinas Pariwisata, kemudian disusul Dinas Pertamanan,” katanya saat ditemui di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Senin, 30 November 2015.
Ihwal jumlah dana yang “digelapkan” Dinas Pariwisata tersebut, Djarot mengaku tidak ingat. “Pokoknya, total (dana) dari semua dinas ada Rp 1,4 triliun,” ucap Djarot.
Sebelumnya, Ahok juga pernah menuturkan Dinas Pariwisata terlalu menghambur-hamburkan anggaran pada tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun 2014, mereka pesta-pora tuh bikin festival Rp 1,2 triliun lebih. Tahun 2015, Rp 700 miliar lebih kami potong. Bikin Festival Kota Tua Rp 5 miliar, Rp 10 miliar, apa-apaan? Makanya, pada 2016, dinasnya aja bisa tinggal Rp 150 miliar. Kalau tambah suku-suku dinas sekitar Rp 9-10 miliar, saya kira Disparbud mungkin di bawah Rp 300 miliar tahun depan," ujar Ahok.
Ahok menilai festival-festival yang diadakan Dinas Pariwisata pada tahun-tahun lalu tidak ada salahnya. "Saya bukan antifestival. Saya bukan antievent. Yang saya anti itu markup dengan para EO (event organizer). Sekarang prioritas kami adalah evaluasi yang terlalu banyak markup," kata Ahok.
BAGUS PRASETIYO | ANGELINA ANJAR SAWITRI