TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Ahli Perikanan, Hawis H. Madduppa, mengatakan ada beberapa skenario terkait dengan kematian ikan di dekat Pantai Ancol. "Yaitu hujan deras dan fenomena blooming algae," kata Hawis pada Tempo, Jakarta, Selasa, 1 Desember 2015.
Hujan deras belakangan ini diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya kematian ikan di sepanjang jalur Pantai Ancol. Derasnya hujan yang melanda daerah-daerah hulu, seperti Bogor, memunculkan dugaan limpasan air dari sungai membawa polutan. Apalagi ada 13 sungai yang melintasi Jakarta dan bermuara di Laut Jawa.
Air laut yang dikabarkan berubah warna menjadi cokelat dikatakan Hawis adalah ciri-ciri saat limpasan sungai terbawa ke laut. "daerah-daerah estuari yang limpasan sungainya dari daratan biasanya berwarna cokelat," ujarnya.
Selain hujan, kemungkinan matinya ikan bisa saja disebabkan oleh fenomena blooming algae. Peristiwa ini bukan satu dua kali terjadi di Jakarta. Menurut Hawis, tahun lalu peristiwa ini juga sempat melanda Jakarta. Pada kondisi tersebut, populasi alga berkembang pesat. Populasi alga ini kemudian memanfaatkan oksigen sehingga biota lain kekurangan oksigen.
Namun Hawis mengatakan ini hanyalah analisisnya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab sebenarnya dari matinya jutaan ikan di perairan Ancol.
Pada Senin dinihari, petugas menemukan ikan mati di sepanjang Pantai Ancol mulai jimbaran. Jenis ikan mati yang telah membusuk itu, antara lain bandeng, ketang-ketang, belanak, dan kakap. Hingga kini masih belum dipastikan apa penyebab matinya ikan ini.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI