TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa tewasnya Wayan Mirna Salihin di Restoran Olivier di Mal Grand Indonesia, Jakarta, pada Rabu pekan lalu direkonstruksi polisi. Penyidik mengundang Jessica dan Hani, teman Wayan Mirna, yang menyaksikan kematian Mirna setelah menyeruput es kopi pesanannya.
Rekonstruksi dilakukan pada Senin, 11 Januari 2016, mulai pukul 09.00 WIB. Tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya meminta para saksi mengulangi lagi adegan sebelum hingga setelah Mirna tewas. Begini rekonstruksi peristiwa itu:
SIMAK: Sianida di Kopi Mirna: Racun Ajaib Tak Berbau, Tak Berwarna
Ruangan tempat kejadian perkara itu terdiri atas mini bar yang menghadap ke arah lobi. Di depannya, belasan kursi untuk tiga hingga lima orang berderet rapi. Ada sofa panjang warna hijau melintang di tengah ruangan.
Di sisi sebelah kiri, tiga sofa berbentuk setengah lingkaran berjajar tegak lurus dengan sofa panjang. Sebuah meja bundar berada di depan masing-masing sofa. Jessica memilih duduk di sofa yang tengah. Namun, karena sofa itu kini diberi garis kuning polisi, ia duduk di pojok belakang ruangan. Ia menghadap ke luar.
Baca Juga:
Di atas meja, ada tiga paper bag yang disusun membentuk huruf 'N' yang menghadap ke tubuhnya. Ia lalu menurunkannya. Selanjutnya, ia memanggil pelayan restoran. Ia memesan cocktail, sazerac, dan es kopi Vietnam.
Tak lama pelayan datang membawa dua pesanannya. Cocktail dan Fashioned Sazerac tersaji di meja Jessica yang dihiasi lilin dalam gelas. Beberapa menit kemudian, Mirna datang bersama Hani.
SIMAK: Rekonstruksi Tewasnya Mirna: Jessica Memesan Tiga Minuman
Keduanya menghampiri Jessica. Mirna berada di tengah, dan Hani di samping kanan Mirna. Seorang pelayan datang membawa segelas es berisi susu kental manis dengan vietnam drip, saringan untuk meneteskan kopi Vietnam. Pelayan menuangkan air panas ke dalam gelas tersebut.
Saat akan meminumnya, Mirna terlebih dulu mencium baunya. Sebab, ia merasa ada bau yang aneh dengan kopinya. Ia terlihat menyuruh kedua temannya untuk menciumnya juga. Setelah itu, Mirna meneguk kopinya. "It's awful, it's so bad," kata Mirna, seperti dikatakan Hani.
Tiba-tiba, Mirna merasa kepanasan. Ia mengibas-ngibaskan kedua tangan di lehernya. Raut mukanya mengernyit seperti orang kesakitan. Hani lalu memanggil pelayan kafe.
SIMAK: Kasus Kopi Mirna: Ini Ngerinya Sianida Jika Masuk ke Tubuh
Seorang lelaki memakai jas hitam menghampiri. Seorang lagi pelayan mengambil gelas-gelas kopi di atas meja. Meja digeser, dan pelayan berjas hitam duduk di kursi Jessica. Jessica berdiri di sampingnya.
"Apakah Anda keluarganya?" tanya pelayan kafe. Hani menjawab Mirna sudah berkeluarga. Lalu ia berinisiatif menelepon suami Mirna.
Mulut Mirna mulai berbusa. Pelayan itu kemudian mengambil tisu dan menutup mulut Mirna. Ia menyuruh pelayan lain untuk mengambil kursi roda. Kemudian Mirna dibopong ketiga pelayan ke atas kursi roda. Mereka membawanya ke klinik bersama, dan kedua teman Mirna ikut bersamanya.
MAYA AYU PUSPITASARI