Sandiaga Uno Ungkap Kelemahan Program Ahok Soal Transjakarta
Reporter
Friski Riana
Editor
Jobpie Sugiharto
Senin, 6 November 2017 15:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut program integrasi layanan Transjakarta yang digeber semasa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak ada keberlanjutannya.
Sandiaga lantas membandingkannya dengan program baru, yang disebut One Karcis One Trip, yang dia klaim akan mendorong keberlanjutan program pemerintah DKI sebelumnya, yaitu kemitraan Transjakarta dengan Koperasi Wahana Kalpika (KWK).
"Program yang sudah ada tidak ada kontinuitasnya," katanya di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin, 6 November 2017. "Tapi ini (OK Otrip) yang didorong agar ada kontinuitasnya."
Program OK Otrip, yang diusung Anies-Sandi pada masa kampanye Pilkada 2017, akan diluncurkan beberapa pekan mendatang. Dilansir dari situs kampanye Jakartamajubersama.com, OK Otrip adalah penamaan sistem transportasi terintegrasi dengan membayar Rp 5 ribu untuk satu tujuan perjalanan. Program ini mengintegrasikan bus Transjakarta, angkutan kota (angkot), dan bus feeder.
Pemerintah DKI telah melakukan integrasi layanan Transjakarta dan KWK melalui kerja sama kemitraan pada era kepemimpinan Gubernur Ahok. Humas PT Transjakarta, Wibowo, mengatakan kerja sama tersebut masih berlangsung hingga kini. Layanan tersebut dilakukan pukul 05.00-09.00 dan 16.00-20.00. Penumpang cukup menunjukkan kartu khusus untuk bisa naik angkot KWK gratis.
Integrasi layanan Transjakarta dan KWK telah melayani sepuluh rute, di antaranya Condet-Cililitan (T07), Tanjung Priok-Bulak Turi (U05), Indosiar-Rawabuaya (B08), Poncol-Rawamangun (T24), Meruya-Grogol (B03), Terminal Pulogebang-Tanjung Priok (U03), Arundina-Rumah Sakit Harapan Bunda (T03), Kelapa Gading-Terminal Rawamangun (U04), Pejuang Jaya-Harapan Indah (T31), dan Petukangan Utara-Lebak Bulus (S14).
Sandiaga Uno menjelaskan, dalam program OK Otrip, layanan Transjakarta tetap terintegrasi dengan KWK. Namun diutamakan peningkatan integrasi dari koridor-koridor yang sudah berjalan melalui penggunaan bus low entry. "Low entry bus sebagai satu sarana menyambung antara koridor-koridor yang sudah berjalan," ujar putra pengusaha wanita, Mien Uno, tersebut.