Sejumlah calon penumpang KRL menggunakan eskalator saat akan menggunakan jembatan penyeberangan orang (JPO) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, 14 Maret 2017. JPO Tanah Abang ditargerkan mulai beroperasi maksimal pada April. TEMPO/Fajar Januarta
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengguna jalan di sekitar Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, memberi usul konkret kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno agar keruwetan lalu lintas di kawasan itu bisa segera terurai.
Sebelumnya, Sandiaga menyalahkan pedagang kaki lima (PKL) liar sebagai biang kesemrawutan Tanah Abang, yang berujung kemacetan parah. Namun belakangan dia meralat pendapatnya. Berdasarkan pengamatan via kamera drone, menurut Sandiaga, PKL liar bukanlah penyebab utama permasalahan tersebut.
"Kesemrawutan terjadi karena pembangunan jalan, tumpahnya pejalan kali yang keluar dari Stasiun Tanah Abang, dan banyak angkot yang parkir liar atau ngetem," katanya di Balai Kota Jakarta, Senin, 6 November 2017.
Sandiaga menerangkan, selama ini, PKL liar dituduh sebagai biang kemacetan lalu lintas di wilayah Tanah Abang. Namun, dari hasil temuan barunya, pendapat tadi terbantahkan. Menurut dia, PKL liar yang jumlahnya tak sampai 300 itu berkontribusi kecil terhadap kesemrawutan Pasar Tanah Abang.
Tempo menemui beberapa pejalan kaki di kawasan Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang, yakni Arif, Tsania, dan Suci pada hari ini, Selasa, 7 November 2017. Mereka memberikan usul sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu dengan membangun jembatan penyeberangan orang dari Stasiun Tanah Abang menuju kawasan Pasar Tanah Abang.
"Aman buat pejalan kaki, nyaman juga buat pengemudi kendaraan," kata Suci tentang usul membereskan Tanah Abang.