Pasien Difteri Terus Bertambah, RSPI Kekurangan Ruang Isolasi

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Suseno

Selasa, 19 Desember 2017 06:27 WIB

Petugas beraktifitas di ruang Isolasi khusus RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, 26 Juni 2015. Pemerintah juga menyiapkan alat pendeteksi suhu panas tubuh di 13 bandara internasional di Indonesia untuk cegah MERS CoV. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso kekurangan ruang isolasi untuk merawat pasien difteri yang jumlahnya terus bertambah. Ruang isolasi yang tersedia saat ini hanya 22 kamar, sedangkan jumlah pasien mencapai 98 orang.

Direktur Utama RSPI Rita Rogayah mengatakan manajemen terpaksa menjadikan ruang rawat reguler menjadi ruang isolasi. "Jadi ruang isolasi sekarang 98 kamar, disesuaikan dengan jumlah pasien," katanya, Senin, 18 Desember 2017.

Saat mengunjungi RSPI pekan lalu, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek mengatakan ruang isolasi untuk pasien difteri tak perlu khusus bertekanan udara negatif. Ruangan reguler bisa digunakan asal jaraknya tujuh meter dari ruangan lain. Sehingga jumlah ruang isolasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Menurut Rita, saran Menteri Kesehatan memang bisa dijalankan. Namun manajemen tak bisa terus menambah jumlah ruang isolasi. Sebab rumah sakit itu juga memerlukan ruang untuk merawat pasien dengan penyakit lain. "Kalau pasien difteri terus bertambah, nanti kami kekurangan ruangan untuk pasien lain," kata dia.

Oleh sebab itu, Rita mengatakan telah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Fatmawati dan Rumah Sakit Persahabatan agar menyediakan ruang isolasi untuk pasien difteri. "Mereka sudah bersedia," katanya.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

45 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

18 Terduga Kasus Hepatitis Akut Tersebar di Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan

16 Mei 2022

18 Terduga Kasus Hepatitis Akut Tersebar di Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan

Tujuh dari 18 pasien yang diduga mengalami hepatitis akut ini meninggal.

Baca Selengkapnya