Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat memantau kebakaran yang terjadi di Museum Bahari pada Selasa, 16 Januari 2018. Tempo/Fadiyah
TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan arus listrik menjadi penyebab terbanyak kebakaran di DKI Jakarta dan Gubernur Anies Baswedan menyebut tiga hal penting untuk penanggulangannya.
Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, dari 1.471 frekuensi kejadian kebakaran sepanjang 2017, ada 927 kasus yang diakibatkan oleh gangguan listrik.
Gubernur Anies Baswedan mengatakan ada tiga hal yang penting terkait dengan penanggulangan kebakaran yang berasal dari aliran listrik. "Satu adalah tentang kewaspadaan dan pemahaman kita tentang mengelola aliran-aliran listrik dan kabel," kata Anies seusai acara hari ulang tahun ke-99 Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, Kamis, 1 Maret 2018.
Berikutnya, ujar Anies, yakni perlunya menghindari beban berlebih pada titik-titik sambungan listrik dan pengelolaan air agar tidak terjadi sambungan arus pendek (korsleting). "Jadi banyak hal yang sebenarnya merupakan pencegahan dan kita akan teruskan," ujarnya.
Dari data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan atau Dinas Damkar Provinsi DKI Jakarta, penyebab lainnya, yaitu ledakan gas sebanyak 185 kasus, akibat membakar sampah 124 kasus, rokok 34 kasus, lilin 5 kasus, dan lainnya 196 kasus.
Kebakaran yang terjadi sepanjang 2017 itu melanda lahan seluas 885.548 meter persegi, menyebabkan 71 orang meninggal dan kerugian yang ditaksir mencapai Rp 475,2 miliar atau nyaris setengah triliun rupiah.