Warga Muara Angke Sebut Sampah Dipengaruhi Angin Barat

Selasa, 20 Maret 2018 15:28 WIB

Pasukan oranye mengangkat sampah di hutan mangrove Muara Angke, Jakarta Utara pada Senin, 19 Maret 2018. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengeruk sampah yang menggunung di kawasan Hutan Mangrove, Ecomarine Muara Angke, Jakarta Utara, sejak Sabtu, 17 Maret 2018. Namun hamparan sampah itu bagai tak ada habisnya.

Waran, warga Kampung Empang, Muara Angke, mengatakan sampah-sampah yang menggunung tersebut sudah mulai terlihat sejak awal 2018. "Dua bulanan ini paling parah Mas, karena pengaruh angin barat yang bertiup dari laut," kata Waran, pria berumur 65 tahun yang bekerja sebagai nelayan, Senin, 20 Maret 2018.

Waran mengaku, awal Februari hingga Maret ini adalah waktu-waktu yang paling parah. Sebab gelombang yang tinggi menyebabkan sampah-sampah plastik terbawa hingga ke wilayah tersebut.

Baca: Dituding Jadi Penyumbang Sampah di Muara Angke, Ini Tanggapan Bekasi

Sampah yang teronggok di sepanjang pantai sekitar 50 meter dengan lebar 7-10 meter itu menjorok ke laut. Sampah-sampah yang dekat dengan bibir pantai terlihat sudah mulai mengering dan mengeras.

Wilayah tersebut seharusnya menjadi area konservasi penanaman mangrove dan juga budi daya ikan bandeng. Namun dengan adanya sampah tersebut proses konservasi dan budi daya menjadi terhambat.

Advertising
Advertising

Abdul Goffur, 50 tahun, warga Kampung Empang yang lain, membenarkan cerita Waran. Menurut Goffur, setiap musim angin barat, sampah selalu terkumpul memenuhi wilayah itu.

Baca: Atasi Sampah di Laut, Tangerang: Baru Diangkut Sudah Ada Lagi

Goffur juga mengatakan sampah-sampah tersebut berasal dari aliran sungai yang bermuara ke Angke. "Sampah yang menggunung itu awalnya tertambat di aliran dekat muara sungai. Tapi ketika gelombang lagi tinggi sampahnya hanyut sampai ke situ (Ecosubmarine Muara Angke)," kata dia.

Menurut Goffur, warga sekitar memanfaatkan sampah yang menggunung untuk dijual lagi. Memulung sampah, kata dia, merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk bertahan hidup ketika gelombang laut menyebabkan banyak nelayan tak melaut.

"Apalagi usai gelombang tinggi yang sering datang menyebabkan banyak nelayan tak melaut, biasanya banyak yang ngambilin sampah buat dijual lagi," kata Goffur, yang rumahnya hanya berjarak sepuluh meter dari lokasi pengerukan.

Berita terkait

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

4 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

7 hari lalu

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

22 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Pertamina Rehabilitasi Mangrove di NTT

53 hari lalu

Pertamina Rehabilitasi Mangrove di NTT

Pertamina melalui Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Hutan Pertamina, pulihkan lingkungan melalui rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Selengkapnya

Sampah Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024 Mencapai 130 Ton, Tertinggi Sejak Pandemi

1 Januari 2024

Sampah Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024 Mencapai 130 Ton, Tertinggi Sejak Pandemi

Jumlah sampah malam tahun baru 2024 ini adalah yang terbanyak sejak DKI Jakarta melewati masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Banyuwangi, Surga di Ujung Timur Pulau Jawa

26 Desember 2023

Destinasi Wisata di Banyuwangi, Surga di Ujung Timur Pulau Jawa

Dengan keindahan alam yang memukau dan keanekaragaman budayanya, Banyuwangi menjadi salah satu tujuan favorit bagi banyak wisatawan dan pelancong.

Baca Selengkapnya

Kepala BRGM: Tidak Semua Pantai Memerlukan Mangrove

24 Desember 2023

Kepala BRGM: Tidak Semua Pantai Memerlukan Mangrove

Koordinasi dengan BRGM untuk penananam mangrove agar lokasi tepat sasaran

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Wisata Alam di Pinggiran Jakarta untuk Libur Nataru

17 Desember 2023

Rekomendasi 5 Wisata Alam di Pinggiran Jakarta untuk Libur Nataru

Berbagai destinasi wisata alam di Jakarta kerap ramai dikunjungi saat libur Nataru

Baca Selengkapnya

Warga Minta Pemprov DKI Terbitkan SK Penetapan Lokasi Konsolidasi Tanah di Muara Angke

12 Desember 2023

Warga Minta Pemprov DKI Terbitkan SK Penetapan Lokasi Konsolidasi Tanah di Muara Angke

SK Penetapan Lokasi Konsolidasi Tanah di Muara Angke tersendat, warga pertanyakan tempat tinggal layak yang dijanjikan.

Baca Selengkapnya

RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah Jakarta

20 November 2023

RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah Jakarta

Proyek RDF Rorotan akan dibangun di atas lahan seluas 7,8 hektar.

Baca Selengkapnya