Cuaca Panas Landa Jakarta, Faktor Pancaroba dan Posisi Matahari

Reporter

Syafiul Hadi

Selasa, 17 April 2018 17:06 WIB

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat perkembangan cuaca di layar pemantau cuaca di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10). Menurut informasi data BMKG, peralihan musim kemarau ke musim penghujan di wilayah Jawa dan Bali mulai awal Oktober 2012 dan akan mencapai puncak musim penghujan pada Februari 2012. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang beberapa hari terakhir terasa panas, termasuk pada malam hari.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyebut cuaca panas itu disebabkan Indonesia telah memasuki awal musim pancaroba.

"Sebentar lagi, kita beralih dari musim penghujan ke musim kemarau atau dikenal dengan pancaroba," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko kepada Tempo, Senin, 16 April 2018.

Hary berujar musim pancaroba secara normal biasa terjadi pada Maret hingga Mei. Pancaroba terjadi dua kali dalam setiap pergantian musim, baik dari kemarau ke penghujan maupun sebaliknya.

Saat ini termasuk salah satu bulan pancaroba. Lalu Juni-Agustus musim kemarau sehingga pancaroba berikutnya pada September-November.

“Cuaca panas di Jakarta juga disebabkan pada April ini posisi matahari berada di sekitar khatulistiwa. Ini juga mengindikasikan kelembapan udara cukup tinggi,” ucap Hary.

Advertising
Advertising

Kelembapan yang cukup tinggi itu memungkinkan hujan turun antara menjelang sore dan malam. Perkiraan suhu pada April berkisar 32-34 derajat Celsius.

Selain itu, kata Hary, kelembapan udara juga masih normal sekitar 60-95 persen. "Suhu di bulan April secara normal itu kisaran 33 sampai 36 derajat Celsius. Berarti, kalau saat ini 32 sampai 34 derajat, itu masih normal," tuturnya.

Ahli klimatologi dan vulkanologi Institut Pertanian Bogor, Perdinan, juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, cuaca yang terasa lebih panas ini salah satunya disebabkan musim pancaroba.

"Sebab, pancaroba ke musim kemarau terjadi bulan Maret hingga Mei, di mana posisi matahari tanggal 21 Maret tepat di ekuator atau nol derajat," ujarnya.

Berita terkait

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

8 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

15 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

23 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

2 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya