Pembebasan Lahan Hambat Pembangunan Rumah Susun di Jakarta

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2003 17:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pembebasan lahan masih akan menjadi kendala bagi upaya pembangunan rumah susun (rusun) di DKI Jakarta, pada tahun 2003 ini. Masalah pembebasan tanah itu juga menjadi kendala serupa di tahun 2002 lalu. Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Perumahan DKI, Jaendar Sagala, usai acara jamuan minum kopi (cofee morning) di Balaikota DKI, Kamis (16/1). Pada tahun 2002, kata Sagala, hanya sekitar 30 persen dari total anggaran pembangunan rusun sebesar Rp. 101 miliar yang dapat diserap. Pasalnya, Pemda mengalami kesulitan membebaskan lahan yang rencananya akan dimanfaatkan untuk membangun rusun. Sebagian besar warga yang tinggal di lahan tersebut, kata Sagala, menolak pembayaran lahan sesuai dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). Mereka minta diganti dengan harga di atas NJOP, ujarnya. Sementara itu, dalam RAPBD DKI 2003, Dinas Perumahan mengajukan usulan anggaran sebesar Rp.180 miliar. Dari jumlah itu, sekitar Rp.140 miliar diantaranya akan dimanfaatkan untuk proses pembebasan lahan. Namun, pihaknya merasa khawatir, kesulitan seperti tahun sebelumnya akan berulang. Lahan yang akan dibebaskan tahun ini, katanya, masing-masing adalah kawasan Marunda Jakarta Utara, Rawa Bebek Jakarta Timur, dan satu lokasi lainnya di Jakarta Selatan. Selain itu, pihaknya juga akan meneruskan rusun yang pembangunannya sudah berjalan sebelumnya. Misalnya, rusun Penjaringan, Jakarta Utara dan Kebon Jahe, Jakarta Timur. Lokasi yang akan dibebaskan tahun ini, baru akan dibangun rusun pada tahun 2004, katanya. Untuk lokasi di Marunda, kata Sagala, rencananya akan dibangun kompleks rusun massal yang bisa ditempati lebih dari tiga ribu kepala keluarga (KK). Disana juga akan dibangun fasilitas seperti sekolah, sarana olah raga dan sarana kesehatan, sehingga menjadi kawasan pemukiman yang lengkap. Di kawasan ini, lahan yang sudah dibebaskan sebesar 15 hektar dari rencana seluas 41 hektar. Sagala juga mengatakan, kendala lain yang muncul adalah ketidakmampuan warga untuk membeli rusun. Hal itu biasanya dialami oleh warga yang selama ini tinggal di lahan yang bukan miliknya dan akan dijadikan lokasi pembangunan rumah susun. Ketika diminta membeli rusun di bekas lokasi tempat tinggal mereka, ternyata mereka tidak mampu. Ada juga yang membeli untuk dijual lagi atau mencari keuntungan, dan orang ini kembali ke tempatnya semula, katanya. Oleh sebab itu, Pemda DKI akan mengubah sistem rusun dari sistem beli ke sistem sewa. (Dimas Adityo-Tempo News Room)

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 menit lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Belum Kunjung Mulai CPNS 2024, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

9 menit lalu

Belum Kunjung Mulai CPNS 2024, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

Kemenpan RB menjelaskan ada perbedaan teknis pengumpulan rincian formasi yang menghambat pengumuman CPNS tahun ini.

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

23 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

30 menit lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

40 menit lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

40 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

55 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

59 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

1 jam lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya