Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memantau ketinggian air di Pintu Air Manggarai, Jakarta, 5 Februari 2018. Anies didampingi Kadis Sumber Daya Air Teguh Hendrawan dan Kepala BPBD DKI Jupan Royter saat meminjau Pintu Air Manggarai. TEMPO/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, JAKARTA- Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan menanggapi ketersediaan air di musim kemarau ini. Dia mengatakan, waduk di Jakarta memang belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Karena memang kami belum memaksimalkan pemanfaatan waduk tersebut,” kata Teguh saat dihubungi melalui pesan pendek hari ini, Sabtu, 2 Juni 2018.
Menurut Teguh, pada saat memasuki musim kemarau seperti sekarang waduk hanya berfungsi sebagai cadangan pemenuh kebutuhan air bersih. Namun, dia belum dapat menyebutkan berapa kebutuhan air warga Jakarta sehingga tidak dapat dipenuhi.
“Penyediaan air bersih menjadi tupoksi PD PAM Jaya. Kami back up untuk ketersediaan air permukaan tanah.”
Beberapa waduk yang dimaksud Teguh adalah Waduk Brigif di Cimpedak, Jakarta Selatan; Waduk Cimanggis, Jakarta Timur; serta Waduk Tomang Barat dan Wijaya Kusuma di Jakarta Barat.
Dia berpendapat, permasalahannya adalah kurangnya tindak lanjut terhadap waduk seusai pembebasan lahan. Kebanyakan aset waduk Pemerintah Daerah Jakarta ditelantarkan begitu saja. “Sehingga ketika akan kami gunakan, kebanyakan mendapat gugatan dari masyarakat,” kata Teguh.
Senada dengan Teguh, pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mengatakan, gerakan menabung air untuk musim kemarau melalui waduk-waduk di DKI Jakarta masih sangat kurang. Ia pun menyarankan Pemda Jakarta agar mencontoh pola pengelolaan air di Singapura yang sudah jauh lebih maju dan efisien.